Install Web App

SAMPAH PLASTIK JADI MASALAH DI SEKITAR KITA

profil-penulis

Rafly Iqbal

07 Oktober 2022

 

     Keberadaan sampah plastik harus diakui tidak dapat terhindarkan, hampir di setiap penjuru lingkungan sekitar kita. Di Indonesia masih banyak ditemukan pemakaian plastik yang merupakan salah satu material digunakan untuk kemasan sekali pakai. Namun sayang, pengelolaan sampah plastik di Indonesia belum dikelola dengan baik. Salah satu penyumbang masalah utama dalam pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah maupun laut adalah sampah plastik. Masalah ini timbul dikarenakan sifat sampah plastik yang tidak mudah terurai, butuh ratusan tahun bila terurai secara alami. 

     Kesehatan lingkungan menjadi hal yang penting dari tahun ke tahun, apalagi kualitas hidup sangat bergantung dari seberapa bersihnya ekosistem kita. Namun sampah plastik yang menumpuk dari tahun ke tahun perlahan menjadi masalah yang harus dituntaskan dengan kolaborasi berbagai pihak. Sampah plastik memang terkesan simpel, namun faktanya penyebaran sampah plastik yang tidak terorganisir dari tahun ke tahun mampu merusak banyak habitat, termasuk laut, tanah, hingga menjadi polutan udara. Peran masyarakat dan pemerintah harus aktif dalam menangani isu satu ini, apalagi dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Masyarakat juga dituntut untuk terus berinovasi, salah satunya dengan menggunakan kantong belanja yang ramah lingkungan.

     Jika dicermati, saat ini berbagai produk plastik terdapat kode-kode tertentu. Kode menyatakan jenis plastik yang membentuk material, sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Contohnya adalah kode segitiga 3 R dengan angka di tengah-tengahnya. Angka menunjukkan jenis plastiknya dan kadang pula diikuti dengan singkatan, seperti :

  • PET (Polietilena Tereftalat), pada umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.

  • HDPE (High Densy Polyethylene) atau Polietilena berdensitas tinggi, biasanya terdapat pada botol detergen.

  • PVC (Polivinil Klorid), biasanya terdapat pada pipa dan furniture lainnya.

  • LDPE (Low Density Polyethylene) atau Polietilena berdensitas rendah, biasanya terdapat pada bungkus makanan.

  • PP (Polipropilena), umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.

  • PS (Polistirena), umumnya terdapat pada kotak makanan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.

Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka akan semakin bertambah pula sampah plastik yang dihasilkan. Wajar jika kemudian menjadi permasalahan lingkungan yang serius.  Jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik. Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik. Seperti yang dilakukan di Bali, tepatnya Kabupaten Badung, disana dilakukan pengelohan sampah menjadi Bahan Makar Minyak (BBM). Begitu juga kota Surabaya, diluncurkan Suroboyo Bus, untuk tiketnya dapat diperoleh dengan menukarkan sampah plastik.

Masalah Yang ditimbulkan Sampah Plastik 

     Sampah plastik membawa dampak negatif yang luar biasa bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Dampak atau bahaya dari sampah jenis plastik ini antara lain; pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut, pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai, penyebab polusi udara yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia, menimbulkan racun karena memproduksi plastik menggunakan bahan kimia beracun, biaya penanggulangan dan pengelolaan sampah plastik sangat mahal dan dapat menurunkan pendapatan negara dari sektor pariwisata. 

Meningkatnya Sampah Plastik di Indonesia

     Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.  Sementara itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Dilansir data dari Geotimes tahun 2016 menyebutkan bahwa sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton per hari dan 13% dari sampah tersebut adalah sampah plastik. Di pulau Bali, angkanya mencapai 10.725 ton per hari, sedangkan di Palembang, angkanya naik tajam dari 700 ton per hari menjadi 1.200 ton per hari.Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan kedua sebagai negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar, setelah Tiongkok. Angka ini diperparah dengan penambahan impor sampah plastik dari negara-negara lain yang pada tahun 2018 mencapai 320 ribu ton atau naik hingga 150% dari tahun sebelumnya. 

     Dampaknya yaitu polusi di Indonesia akan semakin meningkat dan kualitas lingkungan hidup menjadi terancam. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), 100 gerai anggota Aprindo selama setahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastik atau setara dengan 65,7 Ha kantong plastik. Dilansir data dari Waste4Change, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 175.000 ton per harinya. Akan tetapi dari banyaknya sampah ini, hanya 7,5 persen saja yang mampu didaur ulang dan dijadikan kompos. Sisanya, sebanyak 10 persen sampah ditimbun, lima persen sampah dibakar, dan 8.5 persen tidak terkelola. Maka perlu peran juga dari segala pihak, termasuk perusahaan. Kini banyak perusahaan melakukan kegiatan atau kampanye daur ulang dari hal-hal yang sudah diproduksi, seperti kemasan plastik yang digunakan. 

Solusi Terbaik Untuk Mengurangi Sampah Plastik

     Langkah terbaik dalam mengurangi sampah plastik adalah menggunakan bahan organik yang lebih mudah terurai. Yang perlu dibiasakan di masa pandemi ini adalah membawa peralatan makan yang terbuat dari Stainless steel dan kayu untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, misal sendok plastik yang merupakan salah satu sampah dari alat makan plastik sekali pakai. Beberapa kebiasaan kecil yang dapat mengurangi potensi sampah plastik antara lain membiasakan masak di rumah. Dengan membiasakan masak di rumah, bisa mengurangi potensi penggunaan sampah plastik. Apalagi di era digital seperti saat ini, dengan anggapan lebih praktis dan lebih hemat waktu, banyak yang memesan makanan siap saji dan pasti dikemas dengan bahan plastik. Sadarkah anda bahwa dengan memesan makanan siap saji justru akan menambah sampah plastik.

Demikian yang dapat sahabat minarsih sampaikan untuk kesempatan kali ini semoga artikel tentang sampah plastik ini dapat bermafaat untuk teman - teman semua, ayo mari sama-sama mengurangi penggunaan sampah plastik, dan memuali untuk mendaur ulang sampah plastik di sektar kita menjadi barang yang bernilai hargaya.

 

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. 7 Tips dalam Memilih Partner Bisnis yang Tepat

2. Aturan tidak tertulis di perkuliahan yang perlu diperatiin, apa aja?

3. Bedanya Jurusan Teknik Informatika (TI) dan Sistem Informasi (SI)

4. Bukti Keajaiban, Kenapa Teamwork Sangat Penting

5. Cara Mengatasi Stres Setelah Seharian Bekerja

6. Kesalahan awal saat menjalankan usaha, Tidak mencatat transaksi keuangan

7. Lulusan sistem informasi gabisa coding, apakah masih bisa kerja?

8. Metode buat milih judul skripsi & Contohnya

9. Omongan Dosen yang Paling Bikin Mahasiswa Pusing

10. Omongan2 waktu kuliah yang sebaiknya jangan dipercaya

11. SAMPAH PLASTIK JADI MASALAH DI SEKITAR KITA

12. Sekarang dagang jauh lebih mudah dibanding dulu, Apa bedanya sama yang dulu

13. Tips Kerja dan Investasi, ala Raditya Dika

14. Tips Tetap Aman Naik Motor Di Musim Hujan

15. Yang selalu kita tunda semasa kuliah

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya