Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah dalam tubuh. Sel darah merah berisi hemoglobin bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Nilai normal kadar hemoglobin seseorang ditentukan berdasarkan jenis kelamin dan usianya berdasarkan jenis kelamin dan usia. Kadar hemoglobin normal pada wanita berkisar antara 12-15 gr/dl, sedangkan kadar hemoglobin pada pria dewasa berkisar antara 13-17 gr/dl seorang dikatakan anemia jika kadar hemoglobin dibawah normal.
Saat ini terdapat empat masalah gizi remaja yang utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI) dan Kekurangan Vitamin A (KVA). Diantara empat masalah gizi diatas yang sering terjadi sampai saat ini adalah AGB pada remaja remaja putri (Almatsier S, 2009). Anemia pada remaja dapat membawa dampak kurang baik bagi remaja, anemia yang terjadi dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar, tingkat kebugaran menurun, dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal (Andriani M. dan Wirjatmadi B, 2013). Anemia terjadi jika produksi hemoglobin sangat berkurang sehingga kadarnya di dalam darah menurun. Anemia disebut juga kurang darah. World Health Organzation (WHO) merekomendasikan sejumlah nilai cut off untuk menentukan anemia karena defisiensi zat besi pada berbagai kelompok usia, jenis kelamin, dan kelompok fisiologi. Meskipun sebagian besar anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi, namun peranan penyebab lainya (seperti anemia karena defisiensi folat serta vitamin B12 atau anemia pada penyakit kronis) harus dibedakan.
Sc gambar : Kemenkes RI
Anemia gizi yang disebabkan oleh defisiensi zat besi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemui di negara berkembang dan bersifat epidemik. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh sehingga penyediaan zat besi untuk eritropoesis berkurang yang mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Menurut Worid Health Organization (WHO) menunjukkan prevalensi anemia tertinggi ibu hamil adalah di Asia Tenggara (75%), kemudian Mediteran Timur (55%), Afrika (50%), serta wilayah Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Karibia (40%). Pada kasus anemia remaja, prevalensi tertinggi terdapat di Asia Tenggara (65%), Mediteran Timur dan Afrika (45%), serta wilayah Pasifik Timur, Amerika Latin, dan Karibia (20%).
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia antara lain:
Anemia juga dapat disebabkan adanya faktor-faktor lain seperti lama haid, kebiasaan sarapan pagi, status gizi, pendidikan ibu, asupan zat besi dan protein tidak sesuai dengan kebutuhan serta adanya faktor inhibitor penyerapan mineral zat besi yaitu tanin dan oksalat.
Anemia pada remaja dapat membawa dampak kurang baik bagi remaja, anemia yang terjadi dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar, tingkat kebugaran menurun, dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal. Peneltian Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa anak yang anemia dapat menyenankan kehilangan angka kecerdasan intelektual anak sekitar 6-7 poin, setiap penambahan 1 gr% kadar hemoglobin dapat meningkatkan kecerdasan intelektual anak sekitar 6-7 poin. Untuk mencegah anemia bagi para remaja, maka diperlukan konsumsi makanan yang berperan dalam proses pembentukan hemoglobin, yaitu makanan tinggi akan zat besi, asam folat, protein vitamin B 12, serta vitamin C yang berfungsi membantu penyerapan zat besi.
Contoh dari makanan tersebut antara lain :
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, pendapatan orangtua, status gizi remaja putri, dan menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri, untuk remaja putri diharapkan remaja putri bisa mengetahui dan mengendalikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia, bagi remaja putri yang memiliki masalah menstruasi seperti lama dan panjang siklus menstruasi yang tidak normal sebaiknya menjaga asupan nutrisinya. Bagi penelitian lebih lanjut diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang belum diteliti dalam penelitian ini dan dapat menentukan faktor utama dari kejadian anemia pada remaja putri, selain itu peneliti lain juga bisa menggunakan pemeriksaan darah lebih lanjut agar lebih dapat menggambarkan jenis anemia yang terjadi pada remaja putri.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. 3 Cara Menjaga Tubuh Supaya Tidak Mudah Sakit
2. 5 Makanan Yang Bergizi Untuk Kita
3. BAHAYA DIABETES PADA REMAJA ! BISA BERAKIBAT LEBIH FATAL?
4. Bahaya Memakai Minyak Goreng Secara Berulang
5. Bahaya Paparan Sinar Matahari Pada Kulit
6. Bahaya Radikal Bebas, Dapat Mengakibatkan Berbagai Macam Penyakit
7. Berbagi Manfaat Alpukat Untuk Kesehatan Tubuh
8. Cara Mencegah Alzheimer (pikun)
9. Cara Menjaga Pola Tidur yang Baik
11. DAMPAK ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
12. DAMPAK OBESITAS BAGI REMAJA, HINGGA RESIKO DIABETES
13. Daun Kelor? Bisa Untuk Skin Care Alami? Yuk Simak Faktanya
14. Diare (Penyebab, Pencegahan)
16. Gejala dan Pengobatan Tipes
18. Kenali Gejala dan Penyebab Kanker Prostat
20. Kenali Gejala Penyakit Stroke
21. Pahami Penyebab Karang Gigi
22. Pencegahan Ambien (Hemoroid)
25. Stop Makan Mie Instan dengan Nasi, Simak Cara Sehat Makan Mie Instan
27. STUNTING PADA BALITA : PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI INDONESIA
28. Ternyata Wortel tidak hanya untuk kesehatan mata, Yuk simak manfaat lain dari wortel
29. TIDAK MEROKOK TAPI KENA KANKER PARU? YUK SIMAK FAKTANYA
31. TIPS MENJAGA KESEHATAN DI MUSIM PANCAROBA
33. Waspada! TBC Bisa Menyerang Siapa Saja
34. Waspadahi Dan Ketahui Gejala Penykit Maag
35. Waspadai dan Kenali Gejala Batu Ginjal
37. YUK KENALI GEJALA KANKER PAYUDARA
38. Yuk Kenali Penyakit CIPA, Penyakit Yang Membuat Penderita Tidak Merasa Sakit
Mahardika Oktadiansyah - 06 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #175 | CSS background-clip Property
Mahardika Oktadiansyah - 06 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #174 | CSS background-blend-mode Property
Mahardika Oktadiansyah - 06 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #173 | CSS background-attachment Property