Install Web App

DAMPAK OBESITAS BAGI REMAJA, HINGGA RESIKO DIABETES

profil-penulis

Rafly Iqbal

04 Oktober 2022

     Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi karena adanya globalisasi secara luas. Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko mengalami gizi lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh.

     Menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBBI), Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di badan. Kegemukan adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang yang dianggap gemuk atau menderita  (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m². Namun tidak semua yang memiliki IMT lebih dari 30 kg/m² mengalami obesitas, orang yang memiliki massa otot atau tulang yang besar pun bisa saja masuk kedalam kategori tersebut. Jadi obesitas adalah kondisi seseorang dimana saat dilihat oleh kasat mata memiliki lemak tubuh yang berlebih sekaligus memiliki IMT lebih dari 30 kg/m². 

     Berdasarkan United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2012, negara Indonesia menempati urutan kedua setelah Singapura dengan jumlah remaja obesitas terbesar yaitu 12,2. Provinsi Aceh merupakan Provinsi tertinggi prevalensi obesitas dengan urutan nomor 23 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

Faktor-faktor penyebab obesitas pada remaja sebagai berikut :

  • Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor utama yang mempengaruhi obesitas. 
  • Rendahnya pengetahuan  tentang gizi dan sering mengkonsumsi fast food.
  • Minimnya pengetahuan akan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghindari makanan yang memberikan dampak buruk bagi dirinya.
  • sering mengkonsumsi fast food lebih tinggi, jelas disebabkan menu makanan fast food merupakan makanan yang tinggi akan kalori, garam dan kadar lemak.

Konsumsi fast food dapat menyebabkan berbagai penyakit salah satunya obesitas, efek negatif yang dikaitkan dengan konsumsi makanan cepat saji, mulai dari kenaikan berat badan hingga peningkatan risiko diabetes. Tidak sarapan pagi juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya obesitas, dimana sarapan pagi diperlukan tubuh untuk memerlukan nutrisi sekaligus energi untuk melakukan aktivitas sepanjang hari. Selain itu sarapan sangat penting untuk mempertahankan pola makan yang baik. Saat melewatkan sarapan maka cenderung untuk makan berlebihan saat makan siang sehingga metabolisme tubuh melambat dan tidak mampu membakar kalori berlebihan yang masuk saat makan siang tersebut.

Perbedaan Obesitas dan Overweight

     Hingga kini, masih banyak yang belum bisa membedakan kondisi seseorang dikatakan obesitas ataukah tergolong overweht. Padahal, pengertian keduanya mempunyai makna yang berbeda-beda bagi tiap orang. Sayangnya, sebagian besar orang menganggap kelebihan berat badan jauh melebihi berat yang diinginkan sebagai kegemukan. Menurut para dokter, obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi ini tergolong ke dalam penyakit kronik, namun masih bisa diatasi. Selain itu, obesitas juga berhubungan dengan penyakit-penyakit yang menurunkan kualitas hidup. Sementara overweight atau kelebihan berat badan, adalah keadaan dimana berat badan (BB) seseorang melebihi BB normal. Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk yang mengalami overweight mencapai 76,7 juta (17,5 persen) dan yang obesitas mencapai 9,8 juta (4,7 persen). Jadi kesimpulannya, overweight umumnya digunakan untuk menunjukkan kelebihan berat badan, sementara obesitas mengacu pada kelebihan lemak. 

Berikut adalah dampak obesitas bagi remaja : 

  • Remaja penderita obesitas umumnya bermasalah dengan kesehatan mereka dibandingkan dengan psikis mereka. Dapat dilihat remaja yang mengalami masalah dengan kesehatan dan kebugaran (sesak nafas, mudah lelah, & mudah terserang penyakit) sebanyak 51.54%, dan yang mengalami masalah psikis (Malas untuk beraktifitas & tidak percaya diri) sebanyak 48,46%.                                         
  • Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan Remaja Salah satu masalah yang bisa menyerang remaja obesitas adalah hiperkolesteroemia dan hipertrigliceridemia. Kedua kondisi ini akan membuat remaja tersebut memiliki tingkat kolesterol yang tinggi serta tekanan darah yang tinggi pula. Selain itu, infeksi kulit juga menjadi masalah bagi remaja obesitas. Masalah ini sendiri disebabkan adanya jamur yang terperangkap di lipatan-lipatan kulit mereka yang cukup banyak dan cukup sulit untuk dibersihkan. Masalah berikutnya adalah pseudogynecomastia yaitu menonjolnya payudara remaja laki-laki akibatnya menumpuknya lemak di bagian tersebut. Selain itu, remaja yang memiliki masalah obesitas juga akan mengalami rasa sakit yang menganggu di bagian punggung, lutut, pinggul dan juga paha. Ganggunan lain yang dialami akibat obesitas ini adalah tingginya resiko serangan jantung maupun penyakit ginjal yang diakibatkan oleh tingginya tekanan darah. Selain itu, pembekakan pankreas pun juga tidak bisa terelakan akibat masalah obesitas ini. Diabetes dan juga gangguan tidur akibat terbendungnya aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru termasuk dampak obesitas pada remaja.

Masih banyak dampak obesitas yang berpengaruh pada kehidupan remaja, baik dalam bidang kesehatan maupun sosial. Dari data yang penulis dapat, lebih banyak remaja obesitas yang merasa terganggu dengan kesehatan mereka. Meskipun lebih banyak remaja obesitas yang terganggu kesehatannya, ada juga remaja yang memiliki masalah bersosialisasi. Biasanya, remaja obesitas malu akan bentuk tubuh mereka dan membuat mereka menjadi terkucilkan di kalangan mereka sendiri. Solusi yang paling efektif didapatkan dari data penulis adalah melalui olahraga. Dengan olahraga, remaja obesitas dapat menghilangkan bobot tubuh mereka yang berlebih. Selain itu, dengan menghilangkan bobot tubuh mereka, remaja tersebut akan lebih berani untuk bersosialisasi. Karena salah satu penghambat mereka untuk bersosialisasi sudah hilang.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. 3 Cara Menjaga Tubuh Supaya Tidak Mudah Sakit

2. 5 Makanan Yang Bergizi Untuk Kita

3. BAHAYA DIABETES PADA REMAJA ! BISA BERAKIBAT LEBIH FATAL?

4. Bahaya Memakai Minyak Goreng Secara Berulang

5. Bahaya Paparan Sinar Matahari Pada Kulit

6. Bahaya Radikal Bebas, Dapat Mengakibatkan Berbagai Macam Penyakit

7. Berbagi Manfaat Alpukat Untuk Kesehatan Tubuh

8. Cara Mencegah Alzheimer (pikun)

9. Cara Menjaga Pola Tidur yang Baik

10. Cegah HIV AIDS Sejak Dini

11. DAMPAK ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

12. DAMPAK OBESITAS BAGI REMAJA, HINGGA RESIKO DIABETES

13. Daun Kelor? Bisa Untuk Skin Care Alami? Yuk Simak Faktanya

14. Diare (Penyebab, Pencegahan)

15. Gagal Ginjal Akut

16. Gejala dan Pengobatan Tipes

17. Gejala Penyakit Jantung

18. Kenali Gejala dan Penyebab Kanker Prostat

19. KENALI GEJALA HIPERTENSI

20. Kenali Gejala Penyakit Stroke

21. Pahami Penyebab Karang Gigi

22. Pencegahan Ambien (Hemoroid)

23. Pentingnya Vaksin PCV

24. Penyebab Mata Minus

25. Stop Makan Mie Instan dengan Nasi, Simak Cara Sehat Makan Mie Instan

26. Stop Pneumonia pada Anak!

27. STUNTING PADA BALITA : PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI INDONESIA

28. Ternyata Wortel tidak hanya untuk kesehatan mata, Yuk simak manfaat lain dari wortel

29. TIDAK MEROKOK TAPI KENA KANKER PARU? YUK SIMAK FAKTANYA

30. Tips Diet Sehat

31. TIPS MENJAGA KESEHATAN DI MUSIM PANCAROBA

32. Waspada! Demam Berdarah

33. Waspada! TBC Bisa Menyerang Siapa Saja

34. Waspadahi Dan Ketahui Gejala Penykit Maag

35. Waspadai dan Kenali Gejala Batu Ginjal

36. Waspadai Kanker Serviks

37. YUK KENALI GEJALA KANKER PAYUDARA

38. Yuk Kenali Penyakit CIPA, Penyakit Yang Membuat Penderita Tidak Merasa Sakit

39. Yuk Ketahui Penyebab Gigi Berlubang

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya