Apa itu Project Charter?
Project charter adalah dokumen awal yang menjelaskan secara singkat apa proyek yang akan dikerjakan, tujuannya apa, siapa yang terlibat, dan kenapa proyek ini penting.
Bayangkan ini seperti proposal mini yang dibuat sebelum proyek benar-benar dimulai. Dengan dokumen ini, semua orang (tim, atasan, investor, dan stakeholder lain) bisa punya pemahaman yang sama tentang arah dan tujuan proyek.
Kenapa Project Charter Penting?
Meyakinkan stakeholder
Dengan dokumen ini, kamu bisa menjelaskan bahwa proyek ini layak dikerjakan, punya tujuan yang jelas, dan hasilnya bermanfaat.
Panduan untuk tim
Tim bisa melihat kembali charter saat proyek berlangsung, agar tidak lupa apa tujuan awalnya dan tetap fokus.
Menyatukan banyak pihak
Misalnya, tim desain, marketing, dan pengembang mungkin punya cara kerja yang berbeda. Dengan charter, mereka bisa bekerja dengan arah yang sama.
Project Charter vs Project Plan (Apa Bedanya?)
Project Charter: Fokus ke gambaran besar. Misalnya, kenapa proyek ini penting, siapa yang mengerjakan, dan apa tujuan akhirnya.
Project Plan: Fokus ke langkah-langkah teknis. Misalnya, timeline, siapa mengerjakan apa, dan kapan deadline-nya.
Charter biasanya ditulis duluan. Setelah disetujui, baru dibuat rencana lebih rinci di project plan.
Cara Menulis Project Charter (Langkah demi Langkah)
Berikut 8 langkah membuat project charter:
1. Tulis Info Dasar Proyek
Tulis dulu hal-hal umum:
Nama proyek
Nama-nama anggota tim yang terlibat
Siapa manajer proyeknya
Siapa saja stakeholder penting
Tanggal terakhir dokumen ini diperbarui
2. Jelaskan Tujuan dan Sasaran
Tujuan itu gambaran besar, misalnya “meningkatkan pengalaman pengguna”.
Sasaran itu lebih spesifik dan terukur, misalnya “meningkatkan kecepatan loading halaman 2x lipat dalam 3 bulan”.
Jelaskan hubungan antara sasaran dan tujuan agar semua pihak paham arah proyek.
3. Jelaskan Deliverables (Hasil Akhir)
Apa yang akan kamu buat dari proyek ini?
Misalnya: aplikasi baru, desain ulang tampilan website, fitur tambahan, dll.
Jelaskan juga cara pengguna akan menggunakannya.
Kalau bisa, tambahkan tolak ukur kualitas (misalnya: waktu respons < 1 detik, atau 90% pengguna menyukai desain baru).
4. Jelaskan Ruang Lingkup dan Risiko
Ruang lingkup artinya batasan proyek. Apa saja yang termasuk dan tidak termasuk.
Risiko adalah hal-hal yang bisa bikin proyek terganggu, misalnya: kekurangan dana, jadwal molor, atau perubahan kebutuhan dari stakeholder.
Tulis juga rencana cadangan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
5. Tentukan Tim dan Tugas Masing-masing
Siapa saja yang terlibat?
Apa tugas masing-masing orang?
Siapa yang harus dihubungi jika ada kendala?
Ini membantu menghindari kebingungan saat proyek berjalan.
6. Atur Budget dan Jadwal
Tuliskan dari mana dana proyek berasal, dan bagaimana kamu akan menggunakannya.
Tulis juga jadwal proyek secara garis besar.
Untuk proyek besar, sebaiknya tulis beberapa milestone atau tahap-tahap penting.
Misalnya: riset – desain awal – pengujian – peluncuran.
7. Cocokkan dengan Harapan Stakeholder
Sebelum charter dikunci, pastikan stakeholder setuju dengan semua isinya. Bicarakan tentang:
Asumsi (hal-hal yang dianggap benar saat ini, misalnya “tim bisa mengerjakan proyek dalam 2 bulan”)
Kriteria keberhasilan (misalnya: “jika penjualan naik 20% setelah peluncuran, proyek dianggap berhasil”).
8. Mulai Proyek!
Setelah semua setuju:
Adakan rapat kickoff (rapat pembuka)
Bahas lagi tujuan, jadwal, dan peran tim
Pastikan semua siap bekerja
Tips Menulis Project Charter yang Baik
Fokus pada Hal Utama
Tanyakan pada dirimu:
Siapa yang harus tahu tentang proyek ini?
Apa nilai atau manfaat proyek ini?
Kenapa proyek ini penting sekarang?
Jawaban dari pertanyaan ini akan memperkuat isi charter kamu.
Gunakan Visual
Tambahkan diagram, tabel, atau gambar alur kerja agar lebih mudah dipahami, terutama untuk stakeholder non-teknis.
Ajak Kolaborasi
Jangan menulis charter sendirian. Libatkan anggota tim, manajer, atau stakeholder agar dokumen ini bisa mencerminkan semua sudut pandang.
Buat Jelas, Spesifik, dan Terukur
Jelas: Jangan bertele-tele, langsung ke poin penting.
Spesifik: Tulis dengan detail, misalnya “bikin landing page dalam 2 minggu”, bukan “secepatnya”.
Terukur: Gunakan data atau target angka supaya mudah dievaluasi.
Gunakan Template dari FigJam
Kalau kamu ingin membuat project charter dengan tampilan menarik dan bisa dikerjakan bersama tim secara online, kamu bisa pakai template gratis dari FigJam (produk Figma). Tinggal isi bagian-bagiannya sesuai proyek kamu.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method