Install Web App

Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

16 Mei 2025

Kenapa Thumbnail YouTube Itu Penting?

Thumbnail adalah gambar kecil yang muncul sebelum kamu menonton video. Tapi jangan anggap sepele! Thumbnail berperan besar dalam menarik perhatian orang, bahkan hanya dalam waktu sepersekian detik. Kalau thumbnail kamu menarik, orang lebih tertarik buat klik video kamu.

Menurut YouTube, 90% video yang performanya paling tinggi punya thumbnail yang didesain khusus (bukan yang otomatis dari video). Salah satu elemen penting dalam desain thumbnail adalah font — karena teks harus tetap jelas walaupun ukurannya kecil, dan tetap cocok dengan gaya visual channel kamu.

25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

1. Bebas Neue

  • Gaya: Sans serif (huruf tanpa kait)

  • Ciri khas: Semua huruf kapital, tinggi, dan tipis tapi tegas

  • Cocok untuk: Video teknologi, game, dan tutorial

  • Kenapa bagus: Font ini bikin teks kamu kelihatan keren dan mudah dibaca, bahkan di ukuran kecil.

2. IBM Plex Mono

  • Gaya: Monospace (tiap huruf punya lebar yang sama)

  • Cocok untuk: Konten coding, teknologi, keuangan

  • Kenapa bagus: Tampilan modern dan rapi. Ideal kalau kamu ingin kesan profesional dan terstruktur.

3. Anton

  • Gaya: Sans serif

  • Ciri khas: Tebal banget, padat, dan mudah menarik perhatian

  • Cocok untuk: Konten fitness, olahraga, motivasi

  • Kenapa bagus: Hurufnya kuat dan gagah — pas buat video yang energik.

4. Montserrat

  • Gaya: Sans serif modern

  • Cocok untuk: Travel, fashion, lifestyle

  • Kenapa bagus: Tampilan bersih dan elegan. Mudah dibaca dan cocok untuk banyak gaya desain.

5. Rethink Sans

  • Gaya: Modern sans serif

  • Cocok untuk: Presentasi, website, aplikasi

  • Kenapa bagus: Font yang simpel tapi rapi. Gaya hurufnya mengutamakan kejelasan, terutama untuk tampilan digital.

6. Unbounded

  • Gaya: Gabungan gaya humanist dan grotesque

  • Cocok untuk: Tech startup, desain web

  • Kenapa bagus: Hurufnya unik dengan detail kecil yang bikin tampilan jadi lebih menarik, tapi tetap jelas dibaca.

7. Poppins

  • Gaya: Sans serif bulat dan modern

  • Cocok untuk: Konten edukasi, tutorial, makanan

  • Kenapa bagus: Ramah, mudah dibaca, cocok untuk berbagai jenis video — dari edukasi sampai kuliner.

8. Jaro

  • Gaya: Sans serif tampilan (display)

  • Cocok untuk: Video olahraga, game, event

  • Kenapa bagus: Desain hurufnya mencolok dan variatif — tetap terbaca di ukuran kecil atau besar.

9. Raleway

  • Gaya: Sans serif elegan

  • Cocok untuk: Fashion, desain, gaya hidup

  • Kenapa bagus: Makin tebal makin kelihatan bagus di thumbnail. Cocok untuk desain minimalis tapi mewah.

10. Albert Sans

  • Gaya: Sans serif geometris

  • Cocok untuk: Desain, arsitektur, bisnis

  • Kenapa bagus: Kesan modern dan seimbang. Cocok buat channel yang pengen terlihat profesional.

11. Bangers

  • Gaya: Display (terinspirasi dari komik)

  • Cocok untuk: Game, humor, konten ekspresif

  • Kenapa bagus: Enerjik, seru, cocok buat konten yang fun dan bersemangat.

12. Asset

  • Gaya: Display serif

  • Cocok untuk: Teknologi, olahraga, branding

  • Kenapa bagus: Hurufnya tajam dan padat — langsung mencuri perhatian. Bagus buat judul dan logo.

13. Inter

  • Gaya: Sans serif bersih

  • Cocok untuk: Teknologi, edukasi, produktivitas

  • Kenapa bagus: Dirancang khusus buat layar. Simple dan mudah dibaca di berbagai ukuran.

14. Concert One

  • Gaya: Sans serif bulat

  • Cocok untuk: Musik, makanan, anak-anak

  • Kenapa bagus: Memberi kesan ceria dan retro. Ideal buat konten ringan dan menyenangkan.

15. Montagu Slab

  • Gaya: Slab serif (huruf dengan garis dasar tebal)

  • Cocok untuk: Buku, kerajinan, sejarah

  • Kenapa bagus: Kesan klasik dan kuat. Cocok untuk channel yang punya narasi atau cerita mendalam.

16. Lexend

  • Gaya: Sans serif untuk aksesibilitas

  • Cocok untuk: Edukasi, kesehatan, konten informatif

  • Kenapa bagus: Dibuat agar mudah dibaca semua orang — cocok buat konten yang ingin inklusif.

17. Holtwood One SC

  • Gaya: Display vintage

  • Cocok untuk: Otomotif, DIY, petualangan

  • Kenapa bagus: Gaya poster lama. Memberi kesan retro dan kuat.

18. Newsreader

  • Gaya: Serif profesional

  • Cocok untuk: Edukasi, korporat, akademik

  • Kenapa bagus: Tampilan serius tapi tetap nyaman dibaca — bagus untuk konten informatif.

19. Rubik

  • Gaya: Sans serif bulat

  • Cocok untuk: Vlog, makanan, anak-anak

  • Kenapa bagus: Lembut dan ramah. Hurufnya lucu tapi tetap profesional.

20. Stint Ultra Expanded

  • Gaya: Serif lebar

  • Cocok untuk: Olahraga, otomotif, fitness

  • Kenapa bagus: Huruf lebar yang berani — langsung menarik perhatian saat dipakai di judul.

21. Geist Variable

  • Gaya: Sans serif variabel

  • Cocok untuk: Tech, branding, UI/UX

  • Kenapa bagus: Bisa diubah-ubah tebal-tipis dan lebarnya. Cocok buat desain yang fleksibel.

22. Nunito

  • Gaya: Sans serif lembut

  • Cocok untuk: Vlog lifestyle, wellness, edukasi

  • Kenapa bagus: Bentuk huruf bulat bikin kesan hangat dan ramah.

23. Archivo

  • Gaya: Sans serif untuk performa tinggi

  • Cocok untuk: Bisnis, olahraga, berita

  • Kenapa bagus: Mudah dibaca cepat, terutama untuk teks pendek dan tegas di thumbnail.

24. Quicksand

  • Gaya: Sans serif modern dan playful

  • Cocok untuk: DIY, kreatif, wellness

  • Kenapa bagus: Tampilan lembut dan modern — cocok buat desain yang santai dan bersahabat.

25. Instrument Serif

  • Gaya: Serif modern

  • Cocok untuk: Fashion, editorial, luxury

  • Kenapa bagus: Elegan dan tajam. Memberi kesan mewah dan profesional — pas buat konten estetis.

4 Tips Membuat Thumbnail YouTube yang Menarik

  1. Gunakan font yang jelas
    Pastikan teks mudah dibaca, terutama di layar kecil. Hindari font yang terlalu tipis atau berdekorasi.

  2. Teks singkat dan padat
    Gunakan 3–5 kata saja. Lebih baik singkat dan “menggigit”, misalnya: “10 Tips Desain” daripada “10 Tips untuk Mendesain Lebih Baik”.

  3. Cek di berbagai ukuran layar
    Thumbnail harus tetap jelas di HP dan laptop. Desain di resolusi 1280x720 dan uji tampilannya.

  4. Gunakan grid atau rule of thirds
    Posisi elemen seperti teks dan gambar sebaiknya tertata rapi. Gunakan fitur grid di Figma agar layout lebih seimbang.

Buat Thumbnail Keren di Figma

Figma adalah alat desain yang sangat cocok untuk bikin thumbnail:

  • Bisa pakai template thumbnail dari komunitas.

  • Banyak pilihan font langsung di dalam tools-nya.

  • Mudah mengatur layout, warna, dan teks agar konsisten.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning

130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis

131. Belajar Figma. #131 Strategy Map

132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis

133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning

134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix

136. Belajar Figma. #136 Kanban Board

137. Belajar Figma. #137 Project Proposal

138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis

139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix

140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart

141. Belajar Figma. #141 Project Charter?

142. Belajar Figma. #142 User Journey Map

143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart

144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint

145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis

146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)

147. Belajar Figma. #147 SMART Goals

148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR

149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis

150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization

151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix

152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method

153. Belajar Figma. #153 Action Plan

154. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya