Apa Itu Critical Path Method?
Critical Path Method atau CPM adalah cara untuk merencanakan dan mengatur proyek besar agar bisa selesai tepat waktu.
Bayangkan kamu mengerjakan proyek yang rumit, seperti membuat aplikasi atau mendesain ulang website. Ada banyak tugas yang harus dikerjakan, dan beberapa tugas saling bergantung satu sama lain. Misalnya, kamu tidak bisa mendesain tampilan kalau riset pengguna belum selesai dulu.
Nah, CPM membantu kamu menentukan tugas-tugas mana yang paling penting dan tidak boleh terlambat, karena kalau sampai terlambat, seluruh proyek juga ikut mundur. Tugas-tugas ini disebut bagian dari jalur kritis.
Kenapa Jalur Kritis Itu Penting?
Karena jalur kritis menentukan lama waktu proyek secara keseluruhan. Kalau kamu tahu mana tugas yang kritis, kamu bisa:
Mengatur waktu lebih baik
Menghindari penundaan
Menentukan prioritas kerja
Mengatur tim dan sumber daya lebih efisien
Apa Bedanya CPM dengan PERT dan Gantt Chart?
CPM vs. PERT
CPM: Cocok untuk proyek dengan waktu kerja yang sudah pasti (misal: 2 hari, 5 hari).
PERT: Cocok untuk proyek yang masih belum jelas waktunya. Estimasinya pakai tiga angka: optimis, realistis, dan pesimis.
CPM vs. Gantt Chart
CPM: Menunjukkan tugas mana yang paling penting dan tidak boleh telat.
Gantt Chart: Menunjukkan jadwal semua tugas dalam bentuk garis waktu (timeline).
Kalau dipakai bersamaan, CPM + Gantt Chart bisa memberikan gambaran proyek yang lebih lengkap!
Manfaat Menggunakan CPM
Tahu berapa lama proyek akan selesai
Karena kamu sudah tahu urutan tugas yang paling penting, kamu bisa prediksi kapan proyek bisa selesai dengan realistis.
Bisa fokus ke hal yang paling penting
Tugas yang tidak terlalu penting bisa ditunda atau dikerjakan bersamaan. Jadi tim tidak kehabisan energi.
Pantau perkembangan proyek dengan mudah
Kamu bisa tahu apakah proyek masih sesuai rencana atau sudah mulai melenceng.
Tim kerja jadi lebih efisien
Semua orang tahu mana tugas yang harus diselesaikan duluan.
Bisa cegah masalah sejak awal
Dengan tahu mana tugas kritis, kamu bisa siap menghadapi risiko atau hambatan sebelum semuanya jadi kacau.
Cara Menggunakan Critical Path Method (Langkah Demi Langkah)
Langkah 1: Buat Daftar Tugas
Mulai dengan memecah proyek besar jadi tugas-tugas kecil. Ini disebut Work Breakdown Structure (WBS). Misalnya, kalau kamu sedang desain ulang aplikasi, kamu mungkin punya tugas seperti:
Riset pengguna
Desain wireframe
Uji coba desain
Menyerahkan hasil ke developer
Pastikan semua tugas ditulis dengan jelas. Ajak tim untuk bantu menentukan apa saja yang harus dikerjakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Langkah 2: Buat Diagram Jaringan
Setelah daftar tugas selesai, buat diagram untuk memperlihatkan urutan dan hubungan antar tugas.
Gunakan bentuk kotak untuk tugas dan panah untuk menunjukkan mana yang harus selesai dulu sebelum tugas lain bisa mulai. Ini seperti membuat peta alur kerja.
Contoh:
[Riset pengguna] → [Desain Wireframe] → [Uji Coba] → [Serahkan ke Developer]
Langkah 3: Tentukan Lama Waktu Setiap Tugas
Kamu perlu tahu berapa lama tiap tugas akan memakan waktu. Ini bisa diperkirakan dari:
Pengalaman sebelumnya
Masukan dari tim
Kompleksitas tugas
Ketersediaan tim atau alat
Ada juga beberapa istilah penting di sini:
Earliest Start (ES): Waktu paling cepat tugas bisa dimulai
Latest Start (LS): Waktu paling lambat tugas boleh dimulai tanpa menunda proyek
Earliest Finish (EF): Waktu paling cepat tugas selesai
Latest Finish (LF): Waktu paling lambat tugas selesai tanpa membuat proyek terlambat
Slack / Float: Waktu cadangan. Kalau slack-nya nol, tugas itu adalah tugas kritis
Langkah 4: Temukan Jalur Kritis
Sekarang kamu bisa melihat urutan tugas yang tidak boleh terlambat sama sekali. Ini adalah jalur kritis proyekmu.
Kalau salah satu tugas di jalur ini tertunda, seluruh proyek juga akan tertunda.
Gunakan metode forward pass (untuk cari ES dan EF) dan backward pass (untuk cari LS dan LF) untuk menghitung.
Langkah 5: Pantau dan Perbarui Proyek
Setelah jalur kritis ditemukan, kamu harus memantau terus proyekmu.
Apakah tugas-tugas di jalur kritis sesuai jadwal?
Adakah hambatan atau keterlambatan?
Apakah perlu mengganti urutan kerja atau menambah orang?
Gunakan tools seperti Kanban Board, Gantt Chart, atau aplikasi seperti FigJam untuk membantu memvisualisasikan dan melacak semua kemajuan.
Contoh CPM Sederhana: Proyek Desain Aplikasi
Bayangkan kamu sedang mendesain ulang homepage aplikasi mobile.
Langkah-langkahnya:
Riset pengguna – 5 hari
Desain struktur konten – 3 hari
Bikin wireframe – 2 hari
Desain visual – 5 hari
Uji coba desain – 2 hari
Perbaikan – 3 hari
Serahkan ke developer – 1 hari
Lalu buat diagram hubungan tugas → hitung durasinya → temukan jalur kritisnya.
Gunakan FigJam untuk Bantu CPM
Figma menyediakan FigJam, yaitu alat kolaborasi visual yang bisa kamu pakai untuk:
Membuat mind map tugas proyek
Membuat diagram jaringan dengan drag-and-drop
Melacak progres pakai Kanban board
Merancang rencana kerja dengan template yang sudah tersedia
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method