Apa itu Diagram Fishbone?
Diagram Fishbone atau disebut juga diagram sebab-akibat adalah alat visual untuk mencari penyebab utama dari suatu masalah. Disebut fishbone karena bentuknya mirip tulang ikan—ada tulang belakang, tulang rusuk, dan kepala.
Tulang belakang adalah garis utama yang menunjuk ke masalah utama (kepala ikan).
Tulang rusuk adalah garis-garis yang mewakili kategori penyebab masalah.
Misalnya kamu punya masalah: "Banyak pelanggan tidak puas dengan aplikasi", nah dengan fishbone diagram, kamu bisa melihat penyebab-penyebab apa saja yang bikin masalah itu muncul, lalu cari solusinya.
Manfaat Diagram Fishbone
Diagram ini sangat membantu tim untuk:
Memahami masalah secara menyeluruh.
Mengelompokkan penyebab-penyebab masalah dalam kategori tertentu.
Menggali penyebab lebih dalam, bukan hanya yang terlihat di permukaan.
Bekerja sama dalam satu tim untuk mencari solusi terbaik.
Menghindari kesalahan yang sama di masa depan, karena semua penyebab sudah dicatat dan dianalisis.
5 Langkah Membuat Fishbone Diagram
Langkah 1: Tentukan masalahnya
Mulailah dengan membuat pernyataan masalah yang jelas.
Contoh: “Tingkat kepuasan pengguna aplikasi turun 20%.”
Kalimat ini akan ditempatkan di kepala ikan (ujung kanan diagram). Di sinilah semua penyebab akan bermuara.
Langkah 2: Buat kategori penyebab
Ada 6 kategori umum yang biasa digunakan:
People (Orang): misalnya staf kurang pengalaman.
Machines (Alat): misalnya komputer lambat, server error.
Materials (Bahan): misalnya kualitas bahan jelek.
Environment (Lingkungan): seperti cuaca buruk atau tempat kerja tidak nyaman.
Method (Metode): proses kerja terlalu rumit atau tidak efisien.
Measurement (Pengukuran): cara mengevaluasi hasil tidak tepat.
Tapi kamu juga bisa buat kategori sendiri sesuai kebutuhan. Contoh: Mazda saat membuat mobil Miata membuat kategori seperti driving, braking, dan listening.
Langkah 3: Brainstorm penyebab masalah
Ajak tim kamu untuk bertanya:
“Kenapa masalah ini bisa terjadi?”
Lalu tuliskan semua penyebab yang mungkin di masing-masing kategori.
Contoh untuk kategori People:
Kurangnya pelatihan
Karyawan kelelahan
Banyak karyawan baru
Langkah 4: Tambahkan detail (sub-penyebab)
Setelah punya daftar penyebab utama, gali lebih dalam dengan metode 5 Whys (Tanya “Kenapa?” lima kali berturut-turut).
Contoh:
Masalah: Pelanggan tidak puas
Kenapa? Karena fitur tidak berfungsi
Kenapa? Karena ada bug
Kenapa? Karena kurang pengujian
Kenapa? Karena deadline terlalu mepet
Kenapa? Karena perencanaan kurang baik
Langkah 5: Tinjau dan tentukan solusi
Setelah semua penyebab dan sub-penyebab dikumpulkan, sekarang saatnya menentukan tindakan.
Mana yang paling penting untuk diselesaikan dulu?
Apa solusinya?
Siapa yang bertanggung jawab?
Kamu juga bisa minta seluruh tim mengecek diagramnya agar tidak ada yang terlewat.
Contoh Fishbone Diagram di Berbagai Bidang
Diagram ini awalnya dipakai di pabrik-pabrik Jepang tahun 1960-an, tapi sekarang digunakan di banyak bidang seperti:
Kesehatan – untuk cari tahu kenapa pasien tidak sembuh cepat.
Pendidikan – untuk perbaiki kualitas pembelajaran.
Teknologi – untuk mencari penyebab bug atau masalah sistem.
Retail (Toko) – untuk tahu kenapa penjualan menurun.
Contoh nyata:
Diagram untuk menganalisis produk cacat
Diagram yang menjelaskan kenapa foto jadi buram
Analisis kenapa kopi terasa tidak enak
Penjelasan 6 Kategori Fishbone (6 Tulang Rusuk Klasik)
People (Orang)
Semua orang yang terlibat dalam proses, misalnya:
Kurang pengalaman
Tidak terlatih
Kurang motivasi
Machines (Alat/Mesin)
Peralatan atau sistem yang digunakan, contohnya:
Komputer lambat
Server sering down
Alat rusak
Materials (Bahan)
Bahan mentah atau hasil jadi, misalnya:
Kualitas buruk
Salah pilih bahan
Kurang stok
Environment (Lingkungan)
Faktor luar yang mempengaruhi kerja, seperti:
Cuaca buruk
Tempat kerja tidak aman
Lingkungan tidak mendukung
Method (Metode)
Cara kerja atau proses yang digunakan, misalnya:
Terlalu rumit
Tidak efisien
Langkah-langkah tidak jelas
Measurement (Pengukuran)
Cara mengukur hasil atau performa, misalnya:
Data tidak akurat
Alat ukur salah
Evaluasi tidak dilakukan
Kesalahan yang Harus Dihindari
Walaupun fishbone diagram itu mudah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Tidak semua penyebab punya dampak yang sama. Harus ada prioritas.
Bisa bias. Hati-hati dengan pendapat pribadi yang terlalu kuat. Pastikan semua anggota tim ikut menyumbang ide agar hasilnya objektif.
Terlalu banyak penyebab bisa bikin bingung. Fokus pada yang paling berpengaruh.
Gunakan FigJam untuk Membuat Diagram Fishbone
Dengan FigJam (alat whiteboard online dari Figma), kamu bisa:
Bikin diagram fishbone secara kolaboratif bersama tim.
Gunakan template siap pakai atau buat sendiri dari awal.
Edit secara real-time, jadi semua anggota tim bisa ikut memberi ide.
Hasilnya rapi dan bisa langsung dipakai presentasi.
Kesimpulan
Diagram fishbone sangat berguna untuk:
Menyelesaikan masalah secara mendalam
Menemukan penyebab utama dari suatu masalah
Meningkatkan kerja tim dan mencegah masalah terulang
Gunakan fishbone diagram sebagai alat berpikir bersama, bukan sekadar gambar. Dengan begitu, kamu dan tim bisa lebih mudah menemukan solusi terbaik untuk berbagai masalah!
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method