Apa itu Action Plan?
Action plan itu seperti peta jalan atau rencana kerja yang menjelaskan langkah-langkah yang harus kamu dan tim lakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Bayangkan kamu mau bikin proyek atau mencapai target tertentu, action plan ini jadi panduan supaya kamu nggak bingung harus mulai dari mana, siapa yang harus ngapain, dan kapan tugas itu harus selesai.
Action plan biasanya terdiri dari beberapa hal penting seperti:
Tujuan yang jelas dan spesifik (supaya kamu tahu apa yang ingin dicapai)
Daftar tugas atau langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu
Orang atau tim yang bertanggung jawab untuk tiap tugas
Batas waktu kapan tugas harus selesai
Tonggak pencapaian penting (milestones) yang jadi tanda progres kerja kamu
Kenapa Action Plan Penting?
Kalau kamu nggak punya action plan, biasanya pekerjaan jadi berantakan. Kadang kamu atau tim bingung siapa yang harus ngapain duluan, tugas yang penting terlewat, atau kerja jadi nggak terorganisir. Dengan action plan, kamu bisa:
Menentukan prioritas tugas supaya yang penting dikerjakan duluan
Memudahkan memantau sejauh mana progres proyek berjalan
Membuat semua anggota tim paham peran mereka dan yakin dengan apa yang mereka kerjakan
Membantu mewujudkan rencana besar (strategi) jadi tindakan nyata yang bisa diikuti dan diukur hasilnya
Kapan Kamu Butuh Action Plan?
Action plan bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan, baik itu untuk tujuan pribadi maupun pekerjaan tim. Contohnya:
Kamu mau belajar skill baru secara terstruktur
Meluncurkan produk baru
Mengatur kampanye pemasaran supaya berjalan lancar
Menyelesaikan proyek tertentu dalam waktu yang sudah ditentukan
Jenis action plan bisa berbeda-beda, misalnya:
Project action plan: Rencana kerja khusus untuk menyelesaikan proyek
Business action plan: Langkah-langkah buat mengembangkan bisnis, seperti menambah pelanggan atau meningkatkan penjualan
Marketing action plan: Rencana menjalankan kegiatan pemasaran, seperti membuat iklan dan konten promosi
Personal action plan: Rencana untuk mencapai tujuan pribadi, seperti memperbaiki kesehatan, mengatur keuangan, atau mengembangkan karier
Cara Membuat Action Plan dalam 5 Langkah Mudah
1. Tentukan Tujuan yang Jelas
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai. Gunakan metode SMART supaya tujuan kamu jelas dan realistis. SMART artinya:
Specific (spesifik): Tujuan harus jelas, bukan umum. Contoh: “Mau baca lebih banyak buku” kurang jelas. Lebih baik “Baca 20 halaman buku Refactoring UI setiap hari.”
Measurable (terukur): Kamu harus bisa mengukur progresnya. Misal, menghitung jumlah halaman yang sudah dibaca.
Achievable (bisa dicapai): Tujuan harus masuk akal, jangan terlalu berat.
Relevant (relevan): Tujuan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kamu.
Time-bound (ada batas waktu): Beri tenggat waktu, misalnya 1 bulan.
Dengan tujuan SMART, kamu punya target yang jelas dan bisa dipantau kemajuannya.
2. Buat Daftar Tugas dan Urutkan Prioritas
Setelah tahu tujuan, buatlah daftar semua tugas yang perlu kamu kerjakan supaya tujuan tercapai. Contoh, kalau tujuanmu adalah “meningkatkan aksesibilitas website,” tugasnya bisa berupa:
Mengecek bagian mana saja yang sulit diakses
Melakukan riset kebutuhan pengguna dengan disabilitas
Bekerja sama dengan tim developer untuk memperbaiki fitur
Kemudian, atur prioritas tugas-tugas ini supaya tahu mana yang harus dikerjakan duluan dan mana yang bisa ditunda. Gunakan matriks Eisenhower untuk mempermudah:
Mendesak & penting: Kerjakan segera (contoh: deadline besok)
Penting tapi tidak mendesak: Rencanakan pengerjaan berikutnya
Mendesak tapi tidak penting: Delegasikan ke orang lain jika bisa
Tidak penting dan tidak mendesak: Bisa dihapus atau dikerjakan nanti saja
Dengan ini, kamu nggak akan buang waktu untuk tugas yang nggak begitu penting.
3. Tentukan Sumber Daya yang Dibutuhkan
Cek apa saja yang kamu perlukan untuk menyelesaikan tiap tugas, seperti:
Siapa yang akan mengerjakannya (tim atau individu)
Alat atau software yang diperlukan
Budget atau biaya yang harus disiapkan
Kalau timmu besar, bikin juga dokumen yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing supaya semua paham peran mereka.
4. Tetapkan Batas Waktu dan Milestones
Supaya rencana kamu teratur, buat batas waktu untuk tiap tugas dan juga milestones, yaitu titik-titik penting yang menunjukkan kemajuan besar.
Misalnya, kalau kamu punya proyek selama 3 bulan, milestone bisa berupa:
Selesai riset pasar di bulan pertama
Selesai buat konten di bulan kedua
Luncurkan produk di bulan ketiga
Batas waktu dan milestone membantu kamu tahu kapan harus menyelesaikan bagian tertentu dan tetap on track.
5. Pantau dan Evaluasi Progres
Setelah action plan dibuat, jangan lupa untuk rutin mengecek progres. Bisa dengan:
Meeting rutin untuk update status pekerjaan
Membuat laporan perkembangan
Mengevaluasi jika ada masalah, dan siap untuk melakukan perubahan atau penyesuaian rencana
Jangan takut untuk mengubah rencana kalau ada hal yang nggak sesuai supaya tujuan tetap bisa tercapai.
Tips Supaya Action Plan Kamu Berhasil
Pakai template action plan supaya lebih cepat dan rapi bikin rencananya
Gunakan aplikasi manajemen proyek (seperti Trello, Asana, atau bahkan FigJam) untuk mengatur tugas dan mengingatkan deadline otomatis
Tandai tugas yang sudah selesai supaya kamu dan tim tahu sejauh mana progresnya
Selalu diskusikan tugas yang belum selesai agar bisa cari solusi cepat kalau ada hambatan
Contoh Sederhana Action Plan untuk Kampanye Pemasaran
Tujuan:
Meluncurkan kampanye pemasaran produk baru dalam waktu 3 bulan.
Milestone 1: Siapkan strategi dan materi pemasaran
Riset pasar
Tentukan siapa target pasar dan pesan yang ingin disampaikan
Buat konten promosi (postingan media sosial, email, iklan)
Milestone 2: Jalankan kampanye di berbagai platform
Jadwalkan posting konten
Luncurkan kampanye di media sosial dan platform lain
Pantau performa dan respon dari pelanggan
Milestone 3: Buat laporan hasil kampanye
Lacak data penting (pengunjung website, interaksi, penjualan)
Analisa hasil dan apa yang berhasil
Buat laporan untuk evaluasi ke depan
Gunakan FigJam untuk Membuat Action Plan
FigJam menyediakan template khusus yang memudahkan kamu membuat dan membagikan action plan secara visual. Dengan FigJam, kamu bisa:
Buat rencana strategis jangka panjang dan pecah jadi tugas-tugas kecil
Monitor progres tugas secara real-time
Kolaborasi dengan tim, jadi semua orang bisa lihat dan update rencana secara langsung
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method