Apa itu Sprint Retrospective?
Sprint retrospective adalah pertemuan tim yang dilakukan setelah satu bagian pekerjaan (sprint) selesai. Tujuannya bukan cuma untuk evaluasi kerja, tapi juga untuk memahami apa yang sudah bagus, apa yang perlu diperbaiki, dan apa yang bisa dilakukan lebih baik ke depannya.
Bayangkan kamu dan timmu sedang mengerjakan sebuah proyek desain atau aplikasi. Setelah beberapa minggu bekerja, kamu butuh waktu untuk berhenti sejenak, melihat ke belakang, dan bertanya:
Apa yang sudah kita capai?
Apa saja tantangannya?
Bagaimana cara kerja kita? Efektif atau masih bisa ditingkatkan?
Nah, momen inilah yang disebut retrospective—semacam waktu untuk refleksi bersama.
Kenapa Sprint Retrospective Itu Penting?
Kadang tim sudah sibuk banget dengan target dan tugas, sampai lupa mengecek apakah cara kerjanya sudah benar. Dengan retrospective:
Tim jadi lebih terbuka dan bisa saling memberi masukan dengan cara yang sehat.
Masalah bisa ditemukan lebih awal, sebelum jadi lebih besar.
Semua orang jadi lebih semangat dan merasa dihargai, karena punya kesempatan untuk bicara dan memberi ide.
Retrospective bukan cuma untuk tim developer (programmer), tapi semua tim bisa pakai ini—termasuk desainer, marketer, atau siapa pun yang kerja dalam tim proyek.
5 Langkah Mudah Melakukan Sprint Retrospective
Berikut cara menjalankan retrospective dengan baik, langkah demi langkah:
1. Siapkan Suasana yang Nyaman
Sebelum mulai diskusi serius, penting banget untuk menciptakan suasana yang aman dan positif. Caranya:
Atur Aturan Main
Misalnya:
Semua pendapat didengar
Tidak menyalahkan orang lain
Fokus pada perbaikan, bukan kritik
Pemanasan (Icebreaker)
Supaya semua anggota lebih rileks dan siap bicara, coba tanya:
"Kalau sprint ini digambarkan dalam satu kata, itu kata apa?"
Atau pakai permainan ringan agar suasana tidak tegang.
Contoh:
Start/Stop/Continue:
Apa yang mau dicoba di sprint berikutnya?
Apa yang sebaiknya dihentikan?
Apa yang sudah bagus dan perlu dilanjutkan?
I Like / I Wish / I Wonder:
Saya suka karena…
Saya berharap seandainya…
Saya bertanya-tanya kalau…
Pertanyaan ini membuat tim lebih jujur dan kreatif saat memberi masukan.
2. Kumpulkan Fakta dan Data
Setelah suasana siap, waktunya melihat apa yang sudah terjadi selama sprint.
Fasilitator (orang yang memimpin retrospective) bisa mulai dengan:
Menyebutkan hal-hal yang telah dicapai
Mengingatkan masalah atau tantangan yang muncul
Lalu, minta semua anggota tim menambahkan hal penting versi mereka, seperti:
Prestasi yang patut dirayakan
Masalah kecil yang sempat bikin lambat
Hal-hal yang terasa membingungkan
Semua ini bisa ditulis bersama-sama di papan virtual seperti FigJam, biar mudah dilihat semua orang.
3. Temukan Wawasan dan Pelajaran
Ini bagian inti dari retrospective: diskusi terbuka berdasarkan data yang sudah dikumpulkan.
Tanyakan ke tim:
Menurutmu, apa yang berjalan lancar?
Apa yang kurang nyaman?
Ada ide cara kerja yang lebih baik?
Kamu bisa pakai fitur visual seperti diagram atau sticky notes di FigJam untuk mempermudah tim dalam memahami pola dan permasalahan. Dengan begitu, masukan yang muncul tidak hilang begitu saja, tapi bisa dikembangkan menjadi solusi nyata.
4. Buat Keputusan: Apa yang Akan Diperbaiki
Dari semua masukan yang muncul, tentukan:
Masalah utama apa yang perlu diperbaiki?
Siapa yang bisa membantu menyelesaikannya?
Alat atau proses apa yang perlu ditambahkan atau diubah?
Bantu tim untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Hindari diskusi yang terlalu luas atau mengambang. FigJam punya banyak template brainstorming yang bisa dipakai untuk mencari solusi bersama.
5. Akhiri dengan Rencana Tindakan
Retrospective jangan cuma selesai dengan “oke, kita paham masalahnya.” Harus ada langkah konkret yang akan dilakukan.
Misalnya:
Buat daftar tugas yang harus dijalankan
Tentukan siapa yang mengerjakan apa
Tetapkan kapan tugas itu harus selesai
Kuncinya: semua orang harus tahu perannya dan apa yang harus dilakukan setelah meeting. Ini membuat perubahan benar-benar terjadi, bukan cuma wacana.
Akhiri retrospective dengan kalimat positif dan semangat baru. Ini akan membuat tim lebih kompak menghadapi sprint berikutnya.
Tips Tambahan untuk Fasilitator
Lakukan Ini:
Mulai dengan menyampaikan “Agile Prime Directive”: Semua orang sudah melakukan yang terbaik sesuai kondisi saat itu.
Libatkan semua anggota tim secara aktif, bukan cuma mendengar satu orang terus-terusan.
Dengarkan dengan serius dan catat semua poin penting.
Lakukan follow-up atau pertemuan lanjutan agar hasil retrospective tidak dilupakan.
Hindari Ini:
Jangan membiarkan diskusi jadi basa-basi tanpa arah.
Jangan cuma mencatat tapi tidak mengambil tindakan setelahnya.
Jangan biarkan satu orang mendominasi atau memotong ide orang lain.
FigJam Bisa Membantu Banyak!
Dulu, retrospective dilakukan pakai kertas tempel, papan tulis, dan catatan manual. Sekarang kamu bisa pakai FigJam—alat whiteboard online dari Figma yang cocok untuk kerja tim, apalagi yang jarak jauh.
FigJam punya banyak template siap pakai, seperti:
Form untuk mengisi masukan tim
Polling untuk memilih ide terbaik
Kolom tugas dengan deadline
Ilustrasi dan ikon seru biar lebih menarik
Dengan FigJam, retrospective jadi lebih visual, mudah dipahami, dan tidak membosankan.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method