Apa itu Rapid Prototyping?
Kalau kamu ingin cepat mencoba ide alur pengguna baru, atau menunjukkan fitur keren ke calon investor, rapid prototyping bisa membantu. Ini adalah cara membuat mock-up (versi sederhana) dari produk supaya bisa diuji dan diperbaiki sebelum benar-benar dikembangkan.
Isi Materi:
Manfaat rapid prototyping
3 langkah mudah rapid prototyping
Kapan harus menggunakan rapid prototyping
Rapid prototyping di dalam workflow agile
3 jenis rapid prototyping
Tips jitu untuk rapid prototyping
Mulai cepat dengan Figma
Trik tambahan untuk rapid prototyping
Manfaat Rapid Prototyping
Menurut Ana Boyer (Designer Advocate di Figma), rapid prototyping membantu desainer membuat desain yang fokus pada kebutuhan pengguna.
Dengan rapid prototyping:
Kamu dapat menguji apakah alur dan informasi di aplikasi kamu sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Memudahkan kerja tim dan komunikasi antar anggota.
Mengurangi risiko kesalahan dalam proses pengembangan.
Mencegah mengulang pekerjaan di masa depan.
3 Langkah Mudah Rapid Prototyping
Rapid prototyping itu cepat, jadi tidak semua detail dibuat. Proses ini diulang-ulang sampai prototype-nya terasa pas untuk pengguna.
Berikut langkah-langkahnya:
Bangun → Buat mock-up alur atau konsep desain berdasarkan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
Tinjau → Tes prototype tersebut ke pengguna atau pihak terkait untuk melihat apakah sudah sesuai.
Perbaiki → Lakukan perubahan berdasarkan feedback yang diterima.
Kapan Menggunakan Rapid Prototyping?
Gunakan rapid prototyping ketika kamu butuh:
Membuat perencanaan minimal.
Fokus hanya pada bagian alur, fitur, atau halaman tertentu.
Cepat menguji ide tanpa perlu membuat semua detail produk.
Rapid Prototyping untuk Workflow Agile
Metode agile biasanya punya siklus kerja 1–2 minggu (sprint). Rapid prototyping sangat cocok di sini karena:
Tim bisa membuat prototype cepat.
Uji dan perbaiki prototype sebelum masuk ke tahap pengembangan lebih lanjut.
3 Jenis Rapid Prototyping
Ada 3 tingkat prototype berdasarkan tingkat detailnya:
Low-Fidelity (Lo-Fi)
Sketsa tangan atau diagram digital sederhana.
Cocok di tahap awal untuk menentukan alur pengguna sebelum mendesain visualnya.
Medium-Fidelity (Mid-Fi)
Menampilkan alur dan interaksi penting dengan sedikit elemen desain.
Ini jadi standar saat ini karena banyak desain sistem yang sudah siap pakai.
High-Fidelity (Hi-Fi)
Prototype yang sangat mirip produk jadi atau bahkan sudah bisa dicoba langsung.
Cocok untuk pengujian pengguna serius atau persiapan sebelum development.
Tips Jitu Rapid Prototyping
Kenali audiens → Untuk user testing, buat prototype yang terlihat nyata. Kalau untuk atasan atau rekan, cukup tunjukkan prototype sederhana dan beri tanda bahwa itu masih konsep awal.
Fokus → Hanya buat bagian yang mau diuji. Tidak perlu membangun semua hal sekaligus.
Gunakan sumber daya yang ada → Pakai design library atau komponen dari komunitas Figma agar lebih cepat.
Mulai Rapid Prototyping dengan Figma
Kamu bisa brainstorming di FigJam lalu lanjut bikin prototype di Figma:
Drag and drop → Ambil komponen dari library dan buat prototype interaktif tanpa harus ngoding.
Bagikan → Kirim link ke pengguna atau stakeholder supaya mereka bisa langsung lihat dan beri komentar.
Kumpulkan feedback → Komentar akan langsung muncul di file desainmu, jadi kamu bisa revisi lebih cepat.
Trik Tambahan
Komunitas Figma penuh dengan resource keren!
Contohnya, kit wireframe dari Nailul Izah yang punya lebih dari 50 komponen siap pakai—bisa mempercepat kerja kamu.
Dengan Figma, prototype berikutnya bisa jadi yang terbaik!
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Inimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
Mahardika Oktadiansyah - 02 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #166 | CSS animation-name Property
Mahardika Oktadiansyah - 02 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #165 | CSS animation-iteration-count Property
Mahardika Oktadiansyah - 02 Mei 2025
Belajar CSS Lanjutan #164 | CSS animation-fill-mode Property