Install Web App

Belajar Figma #91 Context Diagram

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

20 Mei 2025

Apa Itu Context Diagram?

Context diagram adalah gambar atau ilustrasi sederhana yang menunjukkan bagaimana suatu sistem berinteraksi dengan dunia luar—baik itu manusia, sistem lain, atau sumber data. Diagram ini membantu kita melihat gambaran besar (big picture) tentang bagaimana data atau informasi keluar masuk ke dalam sistem.

Misalnya, kamu membuat aplikasi kasir. Di dalamnya ada sistem yang memproses transaksi, dan di luar ada pelanggan, supplier, atau sistem inventaris. Nah, context diagram akan menunjukkan siapa-siapa saja yang berinteraksi dengan sistem kasir itu, serta informasi apa yang mereka tukar.

Jadi, context diagram cocok banget digunakan untuk:

  • Menjelaskan sistem ke orang awam (seperti klien atau manajer)

  • Menyusun rencana kerja tim

  • Menyederhanakan sistem yang kompleks

Komponen Utama Context Diagram

Sebuah context diagram biasanya terdiri dari 3 elemen penting:

  1. Proses Utama (Core Process)
    Ini adalah sistem yang ingin kamu gambarkan. Letaknya biasanya di tengah diagram. Contohnya: sistem kasir, sistem pemesanan, atau sistem pengelolaan stok.

  2. Entitas Eksternal (External Entities)
    Segala sesuatu di luar sistem yang berinteraksi dengannya. Bisa berupa:

    • Pengguna (user)

    • Sistem lain (seperti aplikasi pembayaran)

    • Data eksternal (seperti database supplier)

  3. Aliran Data (Data Flow)
    Menunjukkan arah dan jenis informasi yang keluar masuk sistem. Biasanya digambar dengan panah dan diberi label (misalnya: “data pesanan”, “informasi pelanggan”).

Kenapa Context Diagram Penting?

Context diagram membantu kita:

  • Menyampaikan sistem dengan cara yang sederhana
    Cocok untuk presentasi ke stakeholder atau klien yang tidak teknis.

  • Menghindari kebingungan antar tim
    Karena semua orang bisa melihat siapa saja yang terlibat dan data apa yang mengalir.

  • Menyusun fondasi proyek yang kuat
    Sebelum masuk ke detail teknis, kita sudah punya gambaran besar terlebih dahulu.

Context Diagram vs. Data Flow Diagram (DFD)

Meskipun mirip, context diagram dan data flow diagram (DFD) punya perbedaan penting:

  • Context Diagram = Fokus pada hubungan sistem dengan dunia luar. Gambarnya simpel, cukup 1 proses inti + entitas eksternal + aliran data.

  • DFD = Lebih detail. Menjelaskan proses-proses kecil di dalam sistem, alur kerja antar bagian, dan bagaimana data diproses di tiap tahap.

Contoh:

  • Kalau context diagram itu seperti peta kota, maka DFD itu seperti denah setiap gedung di kota.

Cara Membuat Context Diagram (Langkah Demi Langkah)

Berikut 5 langkah mudah untuk membuat context diagram:

1. Tentukan Proses Utama

Pikirkan sistem apa yang ingin kamu jelaskan. Misalnya: “Aplikasi Kasir Toko”. Ini akan jadi titik pusat diagram.

2. Identifikasi Entitas Eksternal

Siapa saja yang berinteraksi dengan sistem? Contohnya:

  • Pelanggan (yang melakukan transaksi)

  • Admin (yang mengatur produk)

  • Supplier (yang mengirim barang)

Catat semuanya.

3. Tentukan Aliran Data

Pikirkan informasi apa yang dikirim dan diterima dari masing-masing entitas eksternal:

  • Pelanggan → mengirim data pembelian

  • Sistem → mengirim struk transaksi ke pelanggan

  • Admin → memasukkan data produk

  • Supplier → mengirim stok barang

Gambarkan hubungan itu dengan panah dan beri label yang jelas.

4. Buat Gambar Diagramnya

  • Gambar lingkaran di tengah untuk mewakili proses utama.

  • Tambahkan kotak di sekitar sebagai entitas eksternal.

  • Hubungkan lingkaran dan kotak dengan panah (arah aliran data).

  • Labeli panah dengan data apa yang mengalir (misalnya: “Data Produk”, “Transaksi Masuk”).

  • Buat garis batas sistem agar jelas mana bagian internal dan mana yang eksternal.

5. Tinjau dan Perbaiki

Setelah selesai, minta pendapat dari rekan tim atau stakeholder. Cek apakah ada bagian yang belum jelas atau ada informasi yang kurang. Kalau ada perubahan di sistem, update diagramnya juga.

Contoh Penggunaan Context Diagram

- Contoh 1: Pengelolaan Sumber Daya

Diagram menunjukkan bagaimana sumber daya (orang, alat, bahan) dialokasikan dalam proyek. Bisa membantu manajer melihat kebutuhan dan distribusi.

- Contoh 2: Penilaian Risiko

Menampilkan hubungan antara faktor-faktor eksternal dan bagian-bagian proyek yang bisa menimbulkan risiko.

- Contoh 3: Pelaporan Proyek

Menjelaskan bagaimana data kinerja proyek (KPI) dikumpulkan dan dilaporkan ke stakeholder.

Tips Terbaik Menggunakan Context Diagram

Berikut beberapa saran supaya diagram kamu efektif:

  • Gunakan sejak awal proyek
    Supaya semua orang dari awal sudah paham konteks sistem.

  • Libatkan semua tim
    Buat diagram ini bareng-bareng supaya semua sudut pandang terwakili.

  • Update secara berkala
    Proyek pasti berkembang. Jadi, diagram juga harus selalu disesuaikan.

  • Hindari kesalahan umum:

    • Terlalu banyak detail yang bikin bingung

    • Tidak melibatkan stakeholder

    • Lupa mencantumkan entitas penting

    • Tidak memperbarui diagram saat sistem berubah

Gunakan FigJam untuk Membuat Context Diagram

Figma menyediakan template FigJam yang bisa kamu pakai untuk membuat context diagram secara kolaboratif. Kamu bisa:

  • Menggambar diagram langsung

  • Memberi komentar

  • Chat dengan tim

  • Gunakan widget interaktif

Jadi, bukan cuma kamu yang paham diagramnya, tapi seluruh tim bisa ikut berkontribusi.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning

130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis

131. Belajar Figma. #131 Strategy Map

132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis

133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning

134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix

136. Belajar Figma. #136 Kanban Board

137. Belajar Figma. #137 Project Proposal

138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis

139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix

140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart

141. Belajar Figma. #141 Project Charter?

142. Belajar Figma. #142 User Journey Map

143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart

144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint

145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis

146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)

147. Belajar Figma. #147 SMART Goals

148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR

149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis

150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization

151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix

152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method

153. Belajar Figma. #153 Action Plan

154. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya