Apa itu Metode 5 Whys?
Pernah nggak kamu menghadapi suatu masalah, tapi bingung kenapa masalah itu bisa terjadi?
Nah, metode 5 Whys adalah cara untuk mencari tahu akar dari suatu masalah. Caranya gampang banget: kamu cukup bertanya "Kenapa?" sebanyak lima kali atau sampai kamu benar-benar menemukan penyebab utamanya.
Contohnya, bayangkan kamu lagi bangun aplikasi dan pengguna nggak mau klik fitur baru yang kamu buat.
“Kenapa ya mereka nggak klik?”
“Kenapa bisa begitu?”
“Kenapa lagi?”
… sampai akhirnya kamu nemuin jawaban paling dalam yang masuk akal.
Intinya: kamu nggak cuma berhenti di gejala luar, tapi kamu gali lebih dalam sampai ketemu akar masalahnya.
Dari Mana Asalnya?
Metode ini berasal dari Jepang, diciptakan oleh Sakichi Toyoda, pendiri Toyota. Di sana, teknik ini dipakai untuk memperbaiki proses produksi agar lebih efisien.
Di Toyota, semua orang diajak buat tanya “kenapa” terus sampai tahu apa yang salah sebenarnya. Teknik ini juga masuk ke metode manajemen modern kayak Lean dan Six Sigma.
Apa Manfaatnya?
Kenapa sih teknik ini banyak dipakai? Karena:
Sederhana tapi dalam: Nggak perlu data rumit dulu, cukup logika dan pertanyaan sederhana.
Bisa bantu temukan akar masalah yang mungkin tersembunyi.
Menghindari solusi sementara: Jadi kamu nggak cuma “nutup lubang”, tapi bener-bener benerin sistemnya.
Bikin tim lebih paham masalahnya bareng-bareng dan sepakat soal solusinya.
Langkah-langkah Menggunakan Metode 5 Whys
1. Tentukan Masalahnya
Mulailah dengan menulis masalah yang kamu hadapi secara jelas dan singkat. Misalnya:
“Fitur checkout di website nggak jalan.”
Coba jawab pertanyaan ini dulu:
Masalah apa yang terjadi?
Siapa yang terdampak?
Kenapa masalah ini penting untuk diselesaikan?
Kalau kamu pakai Figma, ada template visual 5 Whys dari FigJam biar proses ini lebih seru dan gampang dipahami tim.
2. Ajak Tim dari Berbagai Bidang
Kumpulkan tim yang ngerti masalah ini dari sudut pandang berbeda—desainer, developer, customer support, marketing, dll.
Kenapa? Karena tiap orang punya sudut pandang unik dan bisa kasih insight yang kamu nggak kepikiran sebelumnya.
3. Sesi Diskusi: Tanya “Kenapa?” 5 Kali
Bareng-bareng, kamu dan tim diskusi dan tanya “kenapa?” secara bertahap. Terus gali jawaban sampai dapet akar masalahnya.
Tips:
Stop kalau jawaban udah mentok atau udah nemu akar masalahnya.
Kalau ada lebih dari satu masalah, pisahkan dulu dan bahas satu per satu.
Gunakan papan kolaboratif kayak FigJam biar semua ide bisa dicatat dan dipahami semua anggota tim.
4. Cari Solusi dari Akar Masalah
Kalau udah tahu akar masalahnya, saatnya cari cara memperbaikinya. Jangan cuma atasi gejalanya ya!
Misalnya:
Kalau masalahnya karena SOP tim udah usang, berarti solusinya adalah perbarui SOP, bukan cuma tegur karyawan.
Pastikan solusi yang kamu pilih:
Masuk akal
Bisa dijalankan
Berdampak positif
5. Lakukan Tindakan dan Pantau
Tentukan siapa yang bertanggung jawab menjalankan solusinya dan kapan harus selesai. Buat timeline dan checklist.
Setelah dilakukan, pantau apakah perubahan tersebut berhasil. Kalau belum berhasil, bisa ulang proses 5 Whys lagi.
Yang penting, jangan lupa dokumentasi prosesnya biar bisa dipelajari nanti.
Contoh Kasus Nyata
Contoh 1: Fitur Aplikasi Tidak Diklik
Masalah: Pengguna tidak klik fitur baru di aplikasi.
Kenapa tidak diklik? → Karena UI-nya membingungkan
Kenapa membingungkan? → Karena tombolnya terlalu kecil
Kenapa kecil? → Karena banyak elemen di layar
Kenapa banyak elemen? → Tidak ada perencanaan layout yang baik
Kenapa tidak direncanakan? → Karena fokus tim lebih ke fungsi, bukan desain
Jadi akar masalahnya: kurangnya perhatian terhadap desain visual
Solusi: Perbaiki tampilan, atur layout ulang, tambahkan white space, dan perjelas tombol CTA.
Contoh 2: Pengiriman Barang Terlambat
Masalah: Barang sering telat sampai ke pelanggan.
Kenapa telat? → Karena truk telat berangkat
Kenapa truk telat? → Karena barang belum siap
Kenapa belum siap? → Karena packing lama
Kenapa packing lama? → Karena staf bingung prosesnya
Kenapa bingung? → Karena SOP tidak jelas dan pelatihan kurang
Jadi akar masalahnya: sistem kerja yang nggak jelas
Solusi: Perbarui pelatihan dan buat alur kerja standar.
Kapan Cocok Dipakai?
Metode ini bagus banget kalau:
Masalahnya cukup sederhana
Butuh ide kreatif atau solusi out-of-the-box
Ingin kolaborasi tim supaya semua punya pemahaman yang sama
Kapan Sebaiknya Jangan Dipakai?
Kadang metode ini nggak cocok, misalnya:
Masalahnya kompleks dan banyak faktor saling berhubungan
Nggak ada data atau informasi yang cukup
Jawaban terlalu subjektif
Terlalu fokus ke satu jalur penyebab, padahal bisa banyak faktor lain
Kalau begitu, bisa coba metode lain kayak:
Diagram Ishikawa (fishbone) → lihat berbagai penyebab sekaligus
Flowchart → lacak langkah-langkah yang bikin masalah
FMEA → cari tahu risiko sebelum terjadi
Mulai dengan FigJam
FigJam dari Figma bisa bantu kamu bikin sesi 5 Whys yang seru dan visual. Kamu bisa:
Pakai template 5 Whys siap pakai
Tambahkan elemen desain biar diskusi jadi visual dan engaging
Kolaborasi langsung bareng tim di satu papan
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map