Install Web App

Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

23 Mei 2025

Apa itu Metode 5 Whys?

Pernah nggak kamu menghadapi suatu masalah, tapi bingung kenapa masalah itu bisa terjadi?

Nah, metode 5 Whys adalah cara untuk mencari tahu akar dari suatu masalah. Caranya gampang banget: kamu cukup bertanya "Kenapa?" sebanyak lima kali atau sampai kamu benar-benar menemukan penyebab utamanya.

Contohnya, bayangkan kamu lagi bangun aplikasi dan pengguna nggak mau klik fitur baru yang kamu buat.
“Kenapa ya mereka nggak klik?”
“Kenapa bisa begitu?”
“Kenapa lagi?”
… sampai akhirnya kamu nemuin jawaban paling dalam yang masuk akal.

Intinya: kamu nggak cuma berhenti di gejala luar, tapi kamu gali lebih dalam sampai ketemu akar masalahnya.

Dari Mana Asalnya?

Metode ini berasal dari Jepang, diciptakan oleh Sakichi Toyoda, pendiri Toyota. Di sana, teknik ini dipakai untuk memperbaiki proses produksi agar lebih efisien.

Di Toyota, semua orang diajak buat tanya “kenapa” terus sampai tahu apa yang salah sebenarnya. Teknik ini juga masuk ke metode manajemen modern kayak Lean dan Six Sigma.

Apa Manfaatnya?

Kenapa sih teknik ini banyak dipakai? Karena:

  • Sederhana tapi dalam: Nggak perlu data rumit dulu, cukup logika dan pertanyaan sederhana.

  • Bisa bantu temukan akar masalah yang mungkin tersembunyi.

  • Menghindari solusi sementara: Jadi kamu nggak cuma “nutup lubang”, tapi bener-bener benerin sistemnya.

  • Bikin tim lebih paham masalahnya bareng-bareng dan sepakat soal solusinya.

Langkah-langkah Menggunakan Metode 5 Whys

1. Tentukan Masalahnya

Mulailah dengan menulis masalah yang kamu hadapi secara jelas dan singkat. Misalnya:

“Fitur checkout di website nggak jalan.”

Coba jawab pertanyaan ini dulu:

  • Masalah apa yang terjadi?

  • Siapa yang terdampak?

  • Kenapa masalah ini penting untuk diselesaikan?

Kalau kamu pakai Figma, ada template visual 5 Whys dari FigJam biar proses ini lebih seru dan gampang dipahami tim.

2. Ajak Tim dari Berbagai Bidang

Kumpulkan tim yang ngerti masalah ini dari sudut pandang berbeda—desainer, developer, customer support, marketing, dll.

Kenapa? Karena tiap orang punya sudut pandang unik dan bisa kasih insight yang kamu nggak kepikiran sebelumnya.

3. Sesi Diskusi: Tanya “Kenapa?” 5 Kali

Bareng-bareng, kamu dan tim diskusi dan tanya “kenapa?” secara bertahap. Terus gali jawaban sampai dapet akar masalahnya.

Tips:

  • Stop kalau jawaban udah mentok atau udah nemu akar masalahnya.

  • Kalau ada lebih dari satu masalah, pisahkan dulu dan bahas satu per satu.

Gunakan papan kolaboratif kayak FigJam biar semua ide bisa dicatat dan dipahami semua anggota tim.

4. Cari Solusi dari Akar Masalah

Kalau udah tahu akar masalahnya, saatnya cari cara memperbaikinya. Jangan cuma atasi gejalanya ya!

Misalnya:

Kalau masalahnya karena SOP tim udah usang, berarti solusinya adalah perbarui SOP, bukan cuma tegur karyawan.

Pastikan solusi yang kamu pilih:

  • Masuk akal

  • Bisa dijalankan

  • Berdampak positif

5. Lakukan Tindakan dan Pantau

Tentukan siapa yang bertanggung jawab menjalankan solusinya dan kapan harus selesai. Buat timeline dan checklist.

Setelah dilakukan, pantau apakah perubahan tersebut berhasil. Kalau belum berhasil, bisa ulang proses 5 Whys lagi.

Yang penting, jangan lupa dokumentasi prosesnya biar bisa dipelajari nanti.

Contoh Kasus Nyata

Contoh 1: Fitur Aplikasi Tidak Diklik

Masalah: Pengguna tidak klik fitur baru di aplikasi.

  1. Kenapa tidak diklik? → Karena UI-nya membingungkan

  2. Kenapa membingungkan? → Karena tombolnya terlalu kecil

  3. Kenapa kecil? → Karena banyak elemen di layar

  4. Kenapa banyak elemen? → Tidak ada perencanaan layout yang baik

  5. Kenapa tidak direncanakan? → Karena fokus tim lebih ke fungsi, bukan desain

Jadi akar masalahnya: kurangnya perhatian terhadap desain visual

Solusi: Perbaiki tampilan, atur layout ulang, tambahkan white space, dan perjelas tombol CTA.

Contoh 2: Pengiriman Barang Terlambat

Masalah: Barang sering telat sampai ke pelanggan.

  1. Kenapa telat? → Karena truk telat berangkat

  2. Kenapa truk telat? → Karena barang belum siap

  3. Kenapa belum siap? → Karena packing lama

  4. Kenapa packing lama? → Karena staf bingung prosesnya

  5. Kenapa bingung? → Karena SOP tidak jelas dan pelatihan kurang

Jadi akar masalahnya: sistem kerja yang nggak jelas

Solusi: Perbarui pelatihan dan buat alur kerja standar.

Kapan Cocok Dipakai?

Metode ini bagus banget kalau:

  • Masalahnya cukup sederhana

  • Butuh ide kreatif atau solusi out-of-the-box

  • Ingin kolaborasi tim supaya semua punya pemahaman yang sama

Kapan Sebaiknya Jangan Dipakai?

Kadang metode ini nggak cocok, misalnya:

  • Masalahnya kompleks dan banyak faktor saling berhubungan

  • Nggak ada data atau informasi yang cukup

  • Jawaban terlalu subjektif

  • Terlalu fokus ke satu jalur penyebab, padahal bisa banyak faktor lain

Kalau begitu, bisa coba metode lain kayak:

  • Diagram Ishikawa (fishbone) → lihat berbagai penyebab sekaligus

  • Flowchart → lacak langkah-langkah yang bikin masalah

  • FMEA → cari tahu risiko sebelum terjadi

Mulai dengan FigJam

FigJam dari Figma bisa bantu kamu bikin sesi 5 Whys yang seru dan visual. Kamu bisa:

  • Pakai template 5 Whys siap pakai

  • Tambahkan elemen desain biar diskusi jadi visual dan engaging

  • Kolaborasi langsung bareng tim di satu papan

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya