Apa Itu OKR?
OKR adalah singkatan dari Objectives and Key Results, yaitu sistem yang digunakan oleh tim atau perusahaan untuk:
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
Menentukan cara mengukur apakah tujuan itu tercapai atau belum
OKR sangat membantu kalau kamu bekerja dalam tim yang besar, punya target yang banyak, atau sedang mengerjakan proyek penting dengan waktu terbatas. Dengan OKR, semua orang bisa lebih fokus dan tahu arah kerja mereka.
OKR terdiri dari dua bagian:
Objective (Tujuan)
Ini adalah hal besar yang ingin kamu capai. Tujuan ini harus ambisius, jelas, dan memotivasi. Misalnya:
“Buat tampilan aplikasi yang lebih ramah pengguna.”
Key Results (Hasil Kunci)
Ini adalah angka atau indikator yang menunjukkan apakah kamu sudah mendekati tujuan atau belum. Harus bisa diukur dan punya batas waktu. Contohnya:
“Naikkan rating aplikasi jadi 4.5”
“Kurangi waktu loading halaman sebanyak 20%”
Mengapa OKR Penting untuk Tim Desain dan Produk?
Tim desain dan produk sering punya banyak tugas, mulai dari membuat tampilan yang bagus sampai memikirkan pengalaman pengguna. Nah, OKR membantu agar semua kerja keras ini terarah dan berdampak besar.
Berikut manfaat utama OKR:
Membuat tim lebih kompak
Dengan OKR, semua anggota tim tahu apa tujuan bersama. Jadi, meskipun setiap orang punya tugas masing-masing, semuanya tetap jalan ke arah yang sama.
Lebih bertanggung jawab
Karena setiap Key Result bisa diukur, kamu bisa melihat sejauh mana kemajuan tim. Ini membuat semua orang lebih bertanggung jawab atas tugas mereka.
Fokus pada hal yang penting
OKR bikin tim lebih fokus ke tugas yang benar-benar mendukung tujuan besar, bukan sekadar sibuk tapi nggak berdampak.
Meningkatkan proses belajar
Saat kamu rutin mengecek hasil, kamu bisa belajar dari apa yang berhasil dan apa yang belum. Ini membantu tim terus berkembang.
Apa Bedanya OKR dan KPI?
Kadang OKR dan KPI dianggap sama, padahal beda fungsi:
KPI (Key Performance Indicator)
Digunakan untuk mengukur performa kerja yang berjalan terus-menerus. Misalnya:
“Jumlah proyek yang selesai dalam sebulan”
KPI menjaga agar pekerjaan rutin berjalan dengan baik.
OKR
Digunakan untuk menetapkan tujuan baru yang ingin diraih dalam periode tertentu. Biasanya lebih menantang dan strategis.
“Luncurkan fitur baru yang meningkatkan engagement pengguna sebesar 20% dalam 3 bulan”
Kesimpulannya:
KPI = jaga agar performa tetap stabil
OKR = dorong tim untuk tumbuh dan berinovasi
Cara Menyusun OKR dalam 3 Langkah
1. Tentukan Tujuan (Objective)
Mulailah dengan menyusun tujuan utama. Tujuan ini harus:
Jelas dan mudah dipahami
Bisa menginspirasi tim
Relevan dengan arah perusahaan
Contoh:
“Tingkatkan tampilan dan kenyamanan aplikasi mobile agar pengguna makin betah.”
Ajak semua anggota tim ikut menyumbang ide tujuan saat brainstorming.
2. Tentukan Hasil Kunci (Key Results)
Setelah tujuan ditentukan, pikirkan bagaimana cara mengukurnya. Biasanya OKR punya 2–5 Key Results per Objective. Pastikan Key Result:
Bisa diukur (ada angka dan target)
Fokus ke hasil akhir, bukan prosesnya
Bisa dicapai oleh tim kamu (bukan tergantung faktor luar)
Contoh Key Result dari tujuan di atas:
“Waktu loading aplikasi kurang dari 2 detik.”
“Jumlah keluhan pengguna tentang UI turun 30%.”
“Rating di App Store naik jadi minimal 4.5.”
3. Buat Rencana Aksi
Sekarang pikirkan, apa yang harus dilakukan agar Key Result tercapai? Rencana ini disebut inisiatif atau tugas tindakan.
Contoh:
“Adakan user testing untuk cari tahu bagian mana yang membingungkan pengguna.”
“Kerja sama dengan tim developer untuk perbaiki bug.”
“Desain ulang tombol dan navigasi agar lebih mudah digunakan.”
Lakukan check-in rutin (misalnya mingguan) untuk memantau progres. Dari situ, kamu bisa menyesuaikan strategi kalau ada hal yang belum berjalan sesuai rencana.
Jenis OKR: Committed vs Aspirational
Ada dua tipe OKR yang perlu kamu kenal:
1. Committed OKR
Ini adalah target yang wajib dicapai 100%. Biasanya berkaitan dengan tugas penting dan operasional.
Contoh:
“Pastikan aplikasi aktif tanpa error (99,9% uptime).”
2. Aspirational OKR (Moonshot)
Ini adalah target yang sangat ambisius, dan seringkali hanya tercapai 60–70%. Tapi justru itu gunanya—mendorong tim untuk berpikir lebih besar.
Contoh:
“Menangkan penghargaan desain terbaik tahun ini.”
Kalau kamu selalu capai 100%, berarti mungkin targetmu belum cukup menantang. Coba pasang target yang lebih tinggi untuk berkembang lebih jauh.
Mulai OKR Pakai FigJam
Biar lebih praktis, kamu bisa pakai template OKR di FigJam. FigJam adalah papan kerja online yang bisa digunakan tim untuk brainstorming bareng. Di dalamnya, kamu bisa:
Menulis Objective dan Key Results
Beri komentar, pakai emoji, atau polling buat ambil suara tim
Cek progres dari waktu ke waktu
Kamu juga bisa cari inspirasi dari template OKR buatan komunitas Figma.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals