Apa Itu Information Architecture (IA)?
Bayangin kamu buka website toko online karena lihat iklannya menarik. Tapi setelah masuk, kamu bingung cari harga atau detail produk. Harus klik banyak halaman, tetap nggak ketemu. Akhirnya kamu tutup aja tab-nya, kan?
Nah, itulah masalah yang terjadi kalau website-nya nggak punya struktur informasi yang jelas.
Information Architecture (IA) adalah cara mengatur dan menyusun konten (seperti teks, gambar, link, menu, dsb.) supaya pengguna bisa dengan mudah menemukan apa yang mereka cari. IA dipakai di website, aplikasi, blog, bahkan produk digital lainnya.
Menurut Clara Ujiie dari Figma:
“IA adalah seni mengatur isi atau konten dalam produk supaya pengguna bisa paham dan tahu arah atau jalurnya.”
IA berfokus pada 3 hal utama:
User (pengguna): Siapa mereka? Apa yang mereka cari?
Context (konteks): Kapan dan bagaimana mereka mengakses informasi?
Content (konten): Apa yang ingin mereka lihat, baca, atau gunakan?
Kalau salah satu bagian ini diabaikan, pengguna akan kesulitan dan akhirnya meninggalkan produkmu.
Apa Bedanya IA dan Sitemap?
Banyak orang berpikir kalau IA itu sama dengan sitemap, padahal beda.
Sitemap itu seperti peta website — menunjukkan semua halaman dan bagaimana mereka saling terhubung.
IA adalah sistem yang lebih luas. IA mencakup bagaimana konten disusun, bagaimana menu diberi nama, bagaimana pengguna bernavigasi, dan bagaimana info bisa dicari dengan mudah.
Sitemap hanyalah salah satu bagian dari IA.
Kenapa IA Penting?
Kalau kamu ingin website atau aplikasi kamu nyaman digunakan, IA adalah hal yang wajib. Ini beberapa alasannya:
Navigasi lebih mudah: Pengguna tidak tersesat. Mereka tahu harus klik apa dan ke mana selanjutnya.
Info mudah ditemukan: Khususnya buat website dengan banyak konten, pengguna bisa dengan cepat cari yang mereka butuhkan.
Konten lebih rapi: Mudah diatur, diperbarui, dan dikelola oleh tim.
Bantu bisnis berkembang: Orang lebih betah, lebih banyak yang beli, daftar, atau interaksi lainnya.
Kata Clara dari Figma:
“Membantu pengguna menemukan jalan itu bagian besar dari IA yang baik. Ini berlaku di level produk, halaman, atau seluruh situs.”
Komponen Utama dalam IA
Supaya arsitektur informasi bisa berjalan baik, ada 4 bagian penting yang harus diperhatikan:
1. Organization Systems (Cara Mengelompokkan Konten)
Contohnya seperti card sorting, di mana pengguna diminta mengelompokkan konten yang mirip ke dalam satu kategori.
Bisa juga dengan membuat persona pengguna untuk tahu pola perilaku mereka.
Clara menyarankan: “Ajak pengguna untuk membuat kelompok konten, lalu lihat mereka mengelompokkan atau menamai kategori tersebut.”
2. Labeling Systems (Cara Memberi Nama)
Gunakan nama kategori, tombol, atau menu yang jelas dan mudah dimengerti.
Misalnya: “Produk Terbaru” lebih jelas daripada “Koleksi Kami”.
3. Navigation Systems (Cara Menavigasi)
Bisa global (menu utama), lokal (sub-menu), atau kontekstual (link di dalam konten).
Kalau navigasi rumit, bantu dengan panduan, wizard, atau step-by-step.
4. Search Systems (Fitur Pencarian)
Buat sistem pencarian yang pintar, misalnya bisa cari berdasarkan kategori, nama, tag, atau konten yang relevan.
Lakukan uji coba untuk tahu hasil pencarian apakah sudah sesuai dengan yang pengguna harapkan.
8 Prinsip Information Architecture
Desainer Dan Brown membuat 8 prinsip untuk membimbing kita saat menyusun IA yang baik. Berikut penjelasan mudahnya:
Content itu hidup (Principle of Objects):
Konten itu bisa berubah. Jadi harus bisa diperbarui atau diperluas, misalnya artikel yang di-update setiap bulan.
Jangan terlalu banyak pilihan (Principle of Choices):
Terlalu banyak menu bisa bikin bingung. Lebih baik tawarkan sedikit tapi jelas, misalnya 3 pilihan paket harga saja.
Berikan cuplikan (Principle of Disclosure):
Tampilkan ringkasan konten sebelum pengguna klik lebih lanjut, seperti preview isi artikel.
Berikan contoh (Principle of Examples):
Pakai contoh untuk menjelaskan sesuatu, seperti video tutorial saat onboarding pengguna baru.
Masuk dari mana saja (Principle of Front Doors):
Jangan anggap semua orang masuk lewat halaman utama. Semua halaman harus bisa berdiri sendiri.
Banyak cara menjelajah (Principle of Multiple Classifications):
Pengguna bisa telusuri konten berdasarkan kategori, merek, warna, dsb.
Navigasi harus jelas (Principle of Focused Navigation):
Gunakan menu sederhana dan tetap konsisten di semua halaman.
Harus bisa berkembang (Principle of Growth):
Rancang website atau aplikasi supaya mudah ditambah konten di masa depan tanpa perlu ubah banyak hal.
Contoh Information Architecture
Berikut beberapa hal nyata yang termasuk dalam IA:
- Sitemap
Diagram atau peta halaman-halaman di website yang menunjukkan struktur dan jalur navigasi.
- User Flow
Diagram alur bagaimana pengguna bergerak dari satu langkah ke langkah lain sampai mereka menyelesaikan tujuan, seperti checkout atau pendaftaran.
- Wireframe
Sketsa sederhana tampilan halaman. Fokusnya pada susunan konten dan navigasi, bukan desain akhir.
- Taxonomy
Sistem pengelompokan konten, misalnya berdasarkan kategori, tag, subkategori, dll.
- Website Footer
Bagian paling bawah dari halaman website. Biasanya berisi link penting, info kontak, sosial media, dan navigasi tambahan.
Tips Profesional untuk Membangun IA
Mulai dari IA duluan:
Desain bagus tanpa struktur yang baik bisa berantakan. Kalau IA-nya salah, kamu bisa rugi waktu dan tenaga untuk memperbaiki.
Libatkan tim sejak awal:
Ajak desainer, developer, researcher, dan stakeholder untuk sama-sama memahami pengguna dan tujuan proyek.
Selalu pikirkan pengguna:
Semua keputusan tentang konten dan navigasi harus berdasarkan cara pikir dan kebutuhan pengguna.
Optimalkan untuk mobile:
Karena banyak pengguna buka dari HP, IA juga harus responsif dan mudah digunakan di layar kecil.
Mulai dengan FigJam
Biar kamu nggak mulai dari nol, Figma menyediakan template gratis di FigJam buat:
Bikin sitemap
Bikin wireframe
Bikin taxonomy
Kamu bisa langsung brainstorming bareng tim tanpa ribet. Clara bilang:
“FigJam itu seperti papan tulis digital. Kamu bisa langsung mulai bikin bareng tanpa harus nyiapin apa pun.”
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method
153. Belajar Figma. #153 Action Plan
154. Belajar Figma. #154 8 Langkah Perubahan ala Kotter
155. Belajar Figma. #155 Go-To-Market (GTM) Strategy
156. Belajar Figma. #156 Pitch Deck
157. Belajar Figma. #157 Vision Statement
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Belajar CSS Lanjutan #360 | CSS max-height Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Belajar CSS Lanjutan #359 | CSS max-block-size Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Update Patch Notes Mobile Legends Versi 1.9.84: Buff, Nerf, dan Penyesuaian Hero