Install Web App

Belajar Figma. #147 SMART Goals

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

05 Juni 2025

Apa Itu SMART Goals?

Saat kamu ingin mencapai sesuatu, entah itu di pekerjaan atau kehidupan pribadi, kamu butuh tujuan yang jelas. Nah, SMART goals adalah metode untuk membuat tujuan jadi lebih jelas, terukur, dan realistis agar lebih mudah tercapai.

SMART adalah singkatan dari:

  • S – Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas, tidak boleh terlalu umum.

  • M – Measurable (Terukur): Harus bisa diukur supaya tahu seberapa jauh kemajuan kita.

  • A – Attainable (Bisa Dicapai): Harus realistis dan sesuai kemampuan kita.

  • R – Relevant (Relevan): Tujuan harus ada hubungannya dengan apa yang sedang kita kerjakan atau ingin kita capai.

  • T – Time-bound (Ada Tenggat Waktu): Harus ada batas waktunya supaya kita tetap semangat dan nggak menunda-nunda.

Kenapa SMART Goals Itu Penting?

Kadang kita punya banyak keinginan, tapi nggak semua bisa langsung diwujudkan. Tanpa tujuan yang jelas, kita jadi bingung harus mulai dari mana. Nah, SMART goals membantu kamu:

  • Fokus: Kamu jadi tahu apa yang harus dikerjakan.

  • Terukur: Kamu bisa cek apakah kamu sudah makin dekat dengan tujuan atau belum.

  • Lebih semangat: Karena tujuanmu jelas dan masuk akal, kamu jadi lebih termotivasi untuk mencapainya.

  • Terhindar dari penundaan: Karena ada tenggat waktu dan langkah-langkah jelas, kamu nggak gampang menunda-nunda.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tujuan yang jelas dan terarah membuat seseorang lebih mudah sukses.

Cara Membuat SMART Goals

Mari kita bahas satu per satu komponen SMART:

1. Specific (Spesifik)

Tanyakan pada diri sendiri:

  • Siapa yang terlibat?

  • Apa yang ingin dicapai?

  • Kenapa tujuan ini penting?

Contoh: Daripada “ingin meningkatkan pendapatan,” kamu bisa bilang “ingin meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 5% tahun ini.”

2. Measurable (Terukur)

Pastikan kamu bisa mengukur apakah tujuanmu tercapai atau belum. Gunakan angka atau indikator.

Contoh: Cek setiap 3 bulan apakah penjualan naik, atau apakah jumlah pelanggan bertambah.

3. Attainable (Bisa Dicapai)

Tanyakan: Apakah tujuan ini realistis? Apakah aku punya waktu, skill, dan alat untuk mencapainya?

Contoh: Kalau ingin naik 5% penjualan, lihat dulu apakah itu mungkin berdasarkan data dan sumber daya yang kamu punya.

4. Relevant (Relevan)

Tujuanmu harus berkaitan langsung dengan hal yang penting buat kamu atau tim.

Contoh: Kalau kamu kerja di tim penjualan, meningkatkan jumlah klien adalah tujuan yang relevan karena berpengaruh langsung ke hasil kerja.

5. Time-bound (Ada Tenggat Waktu)

Setiap tujuan harus punya batas waktu. Ini bikin kamu lebih disiplin dan fokus.

Contoh: “Saya ingin mencapainya dalam 6 bulan” atau “Sebelum review kerja berikutnya.”

Contoh SMART Goals

Tujuan Profesional

Tujuan awal: Saya ingin jadi lebih baik di pekerjaan.

SMART goal: Saya akan ikut pelatihan penjualan dan meningkatkan penjualan saya sebesar 5% dalam 6 bulan ke depan, agar hasil kerja saya setara atau lebih baik dari rekan kerja lain.

Tujuan Tim

Tujuan awal: Kami ingin kerja sama tim jadi lebih baik.

SMART goal: Dalam 6 bulan, kami ingin 25% dari semua proyek dikerjakan secara kolaboratif (bareng-bareng), seperti bareng saat riset, menulis, atau mendesain.

Tujuan Pribadi

Tujuan awal: Saya ingin lari lebih cepat.

SMART goal: Dalam waktu satu tahun, saya akan latihan 4–5 kali seminggu, tingkatkan jarak lari tiap minggu sebesar 5%, dan menurunkan waktu lari per mil sebanyak 10 detik.

Manfaat Menetapkan SMART Goals

  • Komunikasi lebih baik: Tujuan yang jelas bikin orang lain mudah paham dan bisa bantu.

  • Kerja jadi terarah: Kamu tahu mana yang penting dan mana yang bisa ditunda.

  • Lebih fokus dan disiplin: SMART goals bikin kamu punya jalur jelas, jadi nggak bingung lagi mau ngapain.

  • Motivasi meningkat: Karena kamu bisa lihat kemajuan secara nyata.

Tips Supaya SMART Goals Kamu Lebih Efektif

  1. Gunakan prinsip "Goldilocks": Jangan bikin tujuan yang terlalu mudah atau terlalu susah. Harus pas—cukup menantang tapi tetap bisa dicapai.

  2. Buat sistem pendukung: Tujuan nggak akan tercapai kalau nggak ada rencana atau alat bantu. Misalnya, buat checklist, reminder, atau pakai tools seperti FigJam.

  3. Bagikan tujuan ke tim: Kalau kerja bareng orang lain, bagikan SMART goal kamu supaya semua bisa bantu dan saling mengingatkan.

  4. Cek kemajuan secara rutin: Jadwalkan waktu untuk evaluasi. Lihat apakah kamu masih di jalur yang benar atau perlu ubah strategi.

  5. Jujur dengan diri sendiri: Tanya terus, "Apakah tujuanku masih masuk akal? Apa yang bisa diperbaiki?"

Kesimpulan

SMART goals membantu kamu membuat tujuan yang lebih jelas, bisa diukur, realistis, relevan, dan punya batas waktu. Baik untuk pekerjaan, tim, maupun kehidupan pribadi.

Kalau kamu mau mulai sekarang, kamu bisa pakai template SMART goals gratis di FigJam. Visualisasikan tujuan kamu, atur langkah-langkahnya, dan cek progresnya bareng tim atau sendiri.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning

130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis

131. Belajar Figma. #131 Strategy Map

132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis

133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning

134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies

135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix

136. Belajar Figma. #136 Kanban Board

137. Belajar Figma. #137 Project Proposal

138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis

139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix

140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart

141. Belajar Figma. #141 Project Charter?

142. Belajar Figma. #142 User Journey Map

143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart

144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint

145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis

146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)

147. Belajar Figma. #147 SMART Goals

148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR

149. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya