Apa Itu SMART Goals?
Saat kamu ingin mencapai sesuatu, entah itu di pekerjaan atau kehidupan pribadi, kamu butuh tujuan yang jelas. Nah, SMART goals adalah metode untuk membuat tujuan jadi lebih jelas, terukur, dan realistis agar lebih mudah tercapai.
SMART adalah singkatan dari:
S – Specific (Spesifik): Tujuan harus jelas, tidak boleh terlalu umum.
M – Measurable (Terukur): Harus bisa diukur supaya tahu seberapa jauh kemajuan kita.
A – Attainable (Bisa Dicapai): Harus realistis dan sesuai kemampuan kita.
R – Relevant (Relevan): Tujuan harus ada hubungannya dengan apa yang sedang kita kerjakan atau ingin kita capai.
T – Time-bound (Ada Tenggat Waktu): Harus ada batas waktunya supaya kita tetap semangat dan nggak menunda-nunda.
Kenapa SMART Goals Itu Penting?
Kadang kita punya banyak keinginan, tapi nggak semua bisa langsung diwujudkan. Tanpa tujuan yang jelas, kita jadi bingung harus mulai dari mana. Nah, SMART goals membantu kamu:
Fokus: Kamu jadi tahu apa yang harus dikerjakan.
Terukur: Kamu bisa cek apakah kamu sudah makin dekat dengan tujuan atau belum.
Lebih semangat: Karena tujuanmu jelas dan masuk akal, kamu jadi lebih termotivasi untuk mencapainya.
Terhindar dari penundaan: Karena ada tenggat waktu dan langkah-langkah jelas, kamu nggak gampang menunda-nunda.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tujuan yang jelas dan terarah membuat seseorang lebih mudah sukses.
Cara Membuat SMART Goals
Mari kita bahas satu per satu komponen SMART:
1. Specific (Spesifik)
Tanyakan pada diri sendiri:
Siapa yang terlibat?
Apa yang ingin dicapai?
Kenapa tujuan ini penting?
Contoh: Daripada “ingin meningkatkan pendapatan,” kamu bisa bilang “ingin meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 5% tahun ini.”
2. Measurable (Terukur)
Pastikan kamu bisa mengukur apakah tujuanmu tercapai atau belum. Gunakan angka atau indikator.
Contoh: Cek setiap 3 bulan apakah penjualan naik, atau apakah jumlah pelanggan bertambah.
3. Attainable (Bisa Dicapai)
Tanyakan: Apakah tujuan ini realistis? Apakah aku punya waktu, skill, dan alat untuk mencapainya?
Contoh: Kalau ingin naik 5% penjualan, lihat dulu apakah itu mungkin berdasarkan data dan sumber daya yang kamu punya.
4. Relevant (Relevan)
Tujuanmu harus berkaitan langsung dengan hal yang penting buat kamu atau tim.
Contoh: Kalau kamu kerja di tim penjualan, meningkatkan jumlah klien adalah tujuan yang relevan karena berpengaruh langsung ke hasil kerja.
5. Time-bound (Ada Tenggat Waktu)
Setiap tujuan harus punya batas waktu. Ini bikin kamu lebih disiplin dan fokus.
Contoh: “Saya ingin mencapainya dalam 6 bulan” atau “Sebelum review kerja berikutnya.”
Contoh SMART Goals
Tujuan Profesional
Tujuan awal: Saya ingin jadi lebih baik di pekerjaan.
SMART goal: Saya akan ikut pelatihan penjualan dan meningkatkan penjualan saya sebesar 5% dalam 6 bulan ke depan, agar hasil kerja saya setara atau lebih baik dari rekan kerja lain.
Tujuan Tim
Tujuan awal: Kami ingin kerja sama tim jadi lebih baik.
SMART goal: Dalam 6 bulan, kami ingin 25% dari semua proyek dikerjakan secara kolaboratif (bareng-bareng), seperti bareng saat riset, menulis, atau mendesain.
Tujuan Pribadi
Tujuan awal: Saya ingin lari lebih cepat.
SMART goal: Dalam waktu satu tahun, saya akan latihan 4–5 kali seminggu, tingkatkan jarak lari tiap minggu sebesar 5%, dan menurunkan waktu lari per mil sebanyak 10 detik.
Manfaat Menetapkan SMART Goals
Komunikasi lebih baik: Tujuan yang jelas bikin orang lain mudah paham dan bisa bantu.
Kerja jadi terarah: Kamu tahu mana yang penting dan mana yang bisa ditunda.
Lebih fokus dan disiplin: SMART goals bikin kamu punya jalur jelas, jadi nggak bingung lagi mau ngapain.
Motivasi meningkat: Karena kamu bisa lihat kemajuan secara nyata.
Tips Supaya SMART Goals Kamu Lebih Efektif
Gunakan prinsip "Goldilocks": Jangan bikin tujuan yang terlalu mudah atau terlalu susah. Harus pas—cukup menantang tapi tetap bisa dicapai.
Buat sistem pendukung: Tujuan nggak akan tercapai kalau nggak ada rencana atau alat bantu. Misalnya, buat checklist, reminder, atau pakai tools seperti FigJam.
Bagikan tujuan ke tim: Kalau kerja bareng orang lain, bagikan SMART goal kamu supaya semua bisa bantu dan saling mengingatkan.
Cek kemajuan secara rutin: Jadwalkan waktu untuk evaluasi. Lihat apakah kamu masih di jalur yang benar atau perlu ubah strategi.
Jujur dengan diri sendiri: Tanya terus, "Apakah tujuanku masih masuk akal? Apa yang bisa diperbaiki?"
Kesimpulan
SMART goals membantu kamu membuat tujuan yang lebih jelas, bisa diukur, realistis, relevan, dan punya batas waktu. Baik untuk pekerjaan, tim, maupun kehidupan pribadi.
Kalau kamu mau mulai sekarang, kamu bisa pakai template SMART goals gratis di FigJam. Visualisasikan tujuan kamu, atur langkah-langkahnya, dan cek progresnya bareng tim atau sendiri.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals