Apa itu Affinity Diagram?
Affinity diagram (disebut juga affinity map atau affinity chart) adalah alat bantu visual untuk mengelompokkan ide-ide berdasarkan kesamaan atau hubungan antar ide.
Bayangkan kamu dan tim sedang brainstorming dan menghasilkan puluhan ide. Semua ide itu masih acak dan belum jelas mana yang penting. Nah, di sinilah affinity diagram berguna—ia membantu menyusun ide-ide itu menjadi kelompok-kelompok yang teratur.
Biasanya, ide-ide ditulis di sticky note (secara fisik di papan atau digital di aplikasi seperti FigJam), lalu dikelompokkan berdasarkan tema atau topik yang sama. Dari situ, kita bisa melihat pola, memahami inti permasalahan, dan menentukan langkah berikutnya.
Gampangnya, Kenapa Affinity Diagram Penting?
Coba bayangkan kamu baru saja kumpulkan banyak masukan dari tim atau hasil survei. Rasanya penuh dan membingungkan. Affinity diagram membantu mengubah kekacauan itu jadi lebih terstruktur, seperti membereskan kamar yang berantakan: setelah semua tersusun, kamu jadi tahu apa yang penting dan harus dilakukan.
Kapan Kita Sebaiknya Menggunakannya?
Gunakan affinity diagram saat:
Kamu baru brainstorming dan punya banyak ide yang belum tertata.
Kamu habis dapat masukan dari user, entah dari wawancara, survei, atau testing.
Kamu bingung memulai sebuah proyek karena data terlalu banyak.
Kamu dan tim ingin melihat pola atau masalah utama dari banyak masukan.
Apa Saja Manfaat Affinity Diagram?
Membuat ide yang banyak jadi lebih teratur.
Membantu tim melihat pola atau tema yang muncul dari hasil brainstorming atau riset.
Mendorong diskusi tim karena kita bisa melihat hubungan antar ide.
Membantu pengambilan keputusan karena semua informasi sudah dikelompokkan dengan jelas.
Membuat semua anggota tim terlibat, karena ini proses kolaboratif.
Cara Membuat Affinity Diagram (5 Langkah Sederhana)
1. Kumpulkan Ide
Mulai dengan menuliskan semua ide di sticky note, satu ide per catatan. Bisa berasal dari hasil brainstorming, wawancara, survei, atau observasi pengguna.
2. Kelompokkan Ide yang Mirip
Baca semua ide dan kelompokkan yang punya kesamaan. Misalnya: ide tentang "user kesulitan cari tombol" bisa disatukan dengan "tombol tidak terlihat jelas". Lakukan ini dalam diam agar tidak saling memengaruhi—biar fokus ke makna ide, bukan pendapat pribadi.
3. Beri Judul pada Kelompok
Setelah semua ide dikelompokkan, diskusikan dengan tim dan beri nama pada setiap kelompok, misalnya “Navigasi Sulit” atau “Butuh Fitur Favorit”. Nama ini jadi penanda tema utama dari kumpulan ide itu.
4. Gabungkan Jadi Supergroup
Kalau ada beberapa kelompok yang mirip lagi, kamu bisa gabungkan jadi kelompok besar (supergroup). Ini membantu melihat tema yang paling sering muncul atau masalah utama.
5. Refleksi & Rencana Selanjutnya
Setelah semua terorganisir, kamu bisa mulai menganalisis. Tulis pernyataan masalah di bagian atas dan diskusikan dengan tim: pola apa yang terlihat? Apa hal yang paling sering muncul? Apa yang harus dilakukan setelah ini?
Contoh Penggunaan Affinity Diagram dalam Proyek
1. Menyelesaikan Masalah yang Rumit
Misalnya, tim bingung kenapa pengguna tidak menyukai fitur tertentu. Dengan affinity diagram, kamu bisa kumpulkan semua pendapat pengguna dan melihat tema yang sering muncul.
2. Analisis Riset Pengguna
Kamu bisa ambil hasil wawancara atau survei, lalu susun jadi kelompok-kelompok insight. Jadi, kamu tahu apa kebutuhan pengguna sebenarnya.
3. Perencanaan Proyek
Gunakan diagram ini untuk mengelompokkan ide fitur, menentukan prioritas, dan membagi tugas ke anggota tim.
4. Pengembangan Produk
Tim desain atau produk bisa gunakan affinity diagram untuk mengevaluasi ide-ide desain, lalu menyusun fitur apa saja yang penting untuk dikembangkan dulu.
Gunakan FigJam untuk Affinity Diagram
Kalau kamu pakai FigJam (dari Figma), ada template gratis untuk memulai affinity diagram dengan mudah. Tinggal buka, isi sticky note-nya, dan mulai mengelompokkan ide bersama tim.
Setelah selesai, kamu bisa lanjutkan ke tahap perencanaan strategi dengan template lanjutan dari Figma juga.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map