Apa Itu Stakeholder Analysis?
Kalau kamu mau memulai proyek—misalnya bikin aplikasi, desain ulang brand, atau buat produk baru—tentu kamu nggak kerja sendiri. Ada banyak orang yang terlibat atau terpengaruh oleh proyek itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nah, stakeholder analysis adalah proses untuk mengenali siapa saja orang-orang yang penting dalam proyekmu (disebut stakeholder), apa yang mereka inginkan, dan bagaimana cara terbaik untuk bekerja sama dengan mereka.
Dengan melakukan analisis ini, kamu bisa:
Tahu siapa saja yang punya pengaruh besar terhadap proyekmu
Menyusun strategi komunikasi supaya tidak terjadi salah paham
Menjaga proyek berjalan lancar dan didukung oleh banyak pihak
3 Manfaat Utama Stakeholder Analysis
1. Membantu Proyek Lebih Sukses
Kalau kamu tahu siapa saja yang punya pengaruh besar dan apa harapan mereka, kamu bisa menghindari masalah sejak awal. Misalnya, kalau kamu tahu atasan kamu ingin proyek selesai sebelum tanggal tertentu, kamu bisa menyesuaikan jadwal. Ini akan membantu proyek lebih terarah dan sesuai harapan semua orang.
2. Meningkatkan Komunikasi
Setiap stakeholder punya kebutuhan dan cara komunikasi yang berbeda. Dengan stakeholder analysis, kamu bisa merancang strategi komunikasi yang tepat. Misalnya, bos besar cukup diberi ringkasan mingguan, tapi tim desain mungkin butuh info detail setiap hari. Kalau komunikasi tepat, kerja jadi lebih lancar dan semua orang merasa dihargai.
3. Bikin Proyek Lebih Cepat dan Efisien
Stakeholder yang merasa dilibatkan biasanya lebih cepat memberi persetujuan dan lebih mendukung keputusan. Jadi, proses pengambilan keputusan jadi lebih cepat dan proyekmu bisa jalan terus tanpa hambatan yang nggak perlu.
Langkah-Langkah Melakukan Stakeholder Analysis
Agar proyek berjalan baik, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk melakukan stakeholder analysis yang efektif.
Langkah 1: Identifikasi Siapa Saja Stakeholder-nya
Pertama, buat daftar semua orang yang:
Terlibat langsung dalam proyek
Terpengaruh oleh hasil proyek
Bisa mempengaruhi keputusan dalam proyek
Contohnya, kalau kamu sedang mengerjakan aplikasi mobile:
Internal stakeholder (dari dalam tim): developer, manajer produk, desainer UI/UX
Eksternal stakeholder (di luar tim): klien, pengguna akhir, investor, mitra bisnis
Langkah 2: Kumpulkan Informasi dan Harapan Mereka
Setelah tahu siapa stakeholder-nya, kamu perlu mencari tahu apa yang mereka harapkan dari proyek ini.
Kamu bisa mengumpulkan informasi ini dengan:
Wawancara langsung
Survei online
Rapat tim
Membuat user persona
Misalnya, pengguna akhir mungkin ingin aplikasi yang cepat dan mudah digunakan, sedangkan investor ingin tahu kapan aplikasi akan menghasilkan keuntungan.
Langkah 3: Kelompokkan dan Prioritaskan
Gunakan matriks stakeholder untuk mengelompokkan stakeholder berdasarkan:
Power (kekuatan): seberapa besar pengaruh mereka dalam pengambilan keputusan
Interest (kepentingan): seberapa besar mereka peduli terhadap proyek
Contohnya:
Kekuatan |
Kepentingan |
Apa yang Harus Dilakukan |
Contoh Stakeholder |
Tinggi |
Tinggi |
Libatkan sepenuhnya dalam semua proses |
CEO, sponsor utama proyek |
Tinggi |
Rendah |
Jaga mereka tetap puas |
Tim legal, manajer keuangan |
Rendah |
Tinggi |
Informasikan mereka secara rutin |
Tim desain, tim marketing |
Rendah |
Tinggi |
Cukup dipantau seperlunya |
Admin, staf umum, kontraktor |
Dengan pengelompokan ini, kamu jadi tahu siapa yang perlu dilibatkan secara intensif, dan siapa yang cukup diberi informasi saja.
Langkah 4: Buat Rencana Komunikasi
Sekarang saatnya bikin rencana komunikasi. Tidak semua stakeholder perlu tahu semua hal. Jadi kamu perlu membuat strategi yang berbeda untuk tiap kelompok.
Misalnya:
CEO ingin update hasil mingguan lewat email
Tim desain ingin diskusi rutin lewat Zoom
Klien butuh laporan bulanan yang rapi
Kamu juga bisa menggunakan onion diagram, yaitu diagram lapisan untuk melihat siapa yang berada di lingkaran dalam (paling penting) dan siapa yang di luar.
Langkah 5: Pantau dan Sesuaikan
Proyek berjalan dinamis. Kadang ada stakeholder baru yang masuk, ada yang keluar, atau peran mereka berubah. Karena itu, stakeholder analysis harus diperbarui secara berkala.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Apakah ada orang baru yang perlu dilibatkan?
Apakah ada perubahan dalam pengambilan keputusan?
Apakah ada stakeholder yang mulai lebih tertarik atau sebaliknya?
Terus memantau dan menyesuaikan akan membantu kamu menjaga hubungan baik dengan semua stakeholder sepanjang proyek berjalan.
Contoh Kasus: Proyek Rebranding
Misalnya kamu mengerjakan proyek desain ulang brand perusahaan, ini contoh pengelompokan stakeholder-nya:
Tinggi power, tinggi interest
Tim eksekutif yang memimpin proyek, pimpinan desain yang mengawasi hasil akhir
Tinggi power, rendah interest
Tim legal (mengecek hak cipta), tim keuangan (mengatur anggaran)
Rendah power, tinggi interest
Tim marketing (yang akan menggunakan materi branding), tim desain (kontributor)
Rendah power, rendah interest
Staf umum, tim admin, freelancer kontrak
Gunakan FigJam untuk Membantu
Kalau kamu ingin mempermudah proses stakeholder analysis, kamu bisa pakai FigJam—alat kolaborasi dari Figma.
Kamu bisa:
Menjelaskan tujuan proyek dengan problem statement template
Melihat contoh stakeholder analysis dari komunitas Figma
Membuat rencana strategi bersama tim secara visual dan interaktif
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals