Apa itu Split-Complementary Colors?
Bayangin kamu punya roda warna (color wheel), seperti lingkaran pelangi yang menunjukkan berbagai warna. Di roda warna ini, kalau kamu pilih satu warna utama, misalnya biru, maka warna yang tepat di seberangnya (misalnya oranye) disebut warna komplementer. Kombinasi ini sangat kontras dan bisa terlihat mencolok banget.
Nah, kalau kamu nggak mau desain kamu terlihat terlalu mencolok atau "nabrak", kamu bisa pakai warna split-complementary. Ini artinya:
Kamu tetap pilih satu warna utama (misalnya biru).
Tapi daripada langsung pakai warna lawannya (oranye), kamu ambil dua warna yang berada di samping warna lawannya (contohnya kuning-oranye dan merah-oranye).
Jadi, split-complementary = 1 warna utama + 2 warna pendukung yang “mengapit” warna lawan.
Hasilnya? Desain kamu tetap kelihatan kontras dan menarik, tapi nggak terlalu mencolok seperti warna komplementer langsung. Lebih seimbang dan enak dilihat.
Contoh Kombinasi Warna Split-Complementary
Beberapa contoh kombinasi split-complementary yang sering dipakai:
Merah + biru-hijau + kuning-hijau
Oranye + biru-hijau + biru-ungu
Biru + merah-oranye + kuning-oranye
Ungu + kuning-hijau + kuning-oranye
Kamu bisa bayangin ini kayak campuran warna yang “nggak biasa tapi tetap cocok”.
Cara Membuat Split-Complementary Color Scheme (Langkah Demi Langkah)
Kalau kamu mau bikin skema warna ini buat desain, ikuti langkah gampang ini:
1. Pilih Warna Utama
Pilih warna utama sesuai kesan yang kamu mau tampilkan. Contoh:
Biru = tenang, profesional
Merah = berani, energik
Hijau = alami, segar
2. Cari Split Complement-nya
Cari warna yang berada di kiri dan kanan dari warna lawannya. Misalnya:
Warna utama biru
Lawannya: oranye
Split-complement-nya: merah-oranye dan kuning-oranye
3. Ubah Sedikit Kalau Perlu
Kadang warna asli terlalu cerah atau terlalu gelap. Kamu bisa sesuaikan:
Tint = warna + putih → lebih cerah
Shade = warna + hitam → lebih gelap
Saturation = tingkat kejenuhan warna
Tujuannya supaya warna-warna ini cocok dan nyaman dilihat bareng.
Kenapa Harus Pakai Split-Complementary?
Desainer suka banget pakai skema ini karena:
Lebih banyak pilihan warna: Kamu bisa eksplor lebih luas daripada cuma pakai dua warna.
Kontrasnya tetap jelas, jadi elemen desain bisa kelihatan beda.
Tidak terlalu mencolok, jadi mata nggak capek lihatnya.
Contoh Penggunaan Split-Complementary di Dunia Nyata
Logo Trivago – Trivago pakai skema warna split-complementary supaya logonya punya kesan menarik, tapi tetap tenang dan profesional.
Lukisan Claude Monet – Monet pakai perpaduan warna seperti merah-oranye, biru, dan hijau buat lukisan “Regatta at Argenteuil”. Warnanya seimbang dan indah.
Tips Supaya Hasilnya Lebih Bagus
Gunakan aturan 60-30-10:
60% warna utama
30% warna pendukung pertama
10% warna pendukung kedua
Ini bikin desain kamu tetap terstruktur dan nggak berantakan.
Campur warna hangat dan dingin:
Warna hangat = merah, oranye, kuning → terasa semangat, ceria
Warna dingin = biru, hijau, ungu → terasa tenang, kalem
Gabungkan untuk keseimbangan suasana.
Pastikan mudah dibaca: Jangan sampai teks jadi sulit dibaca gara-gara warna terlalu mirip atau terlalu mencolok.
Uji coba dulu: Tanyakan pendapat teman atau klien sebelum final. Bisa jadi ada warna yang kurang cocok dilihat orang lain.
Alternatif Lain Kalau Split-Complementary Kurang Cocok
Kadang split-complementary terlalu berwarna. Kamu bisa coba alternatif:
Analogous: Warna yang saling bersebelahan di roda warna → lebih tenang dan harmonis.
Monochromatic: Hanya satu warna, tapi beda gelap-terangnya → simpel dan elegan.
Triadic: Tiga warna yang jaraknya sama → seimbang dan ceria.
Tetradic: Empat warna (dua pasang lawan) → kontras tinggi, cocok untuk desain berani.
Gunakan Figma untuk Bikin Palet Warna
Di Figma, kamu bisa pakai color picker buat eksplorasi warna split-complementary.
Ada juga template dan inspirasi dari komunitas desain Figma.
Coba-coba langsung di desain kamu, lihat hasilnya, dan ubah jika perlu.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method
153. Belajar Figma. #153 Action Plan
154. Belajar Figma. #154 8 Langkah Perubahan ala Kotter
155. Belajar Figma. #155 Go-To-Market (GTM) Strategy
156. Belajar Figma. #156 Pitch Deck
157. Belajar Figma. #157 Vision Statement
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Belajar CSS Lanjutan #360 | CSS max-height Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Belajar CSS Lanjutan #359 | CSS max-block-size Property
Mahardika Oktadiansyah - 04 Juli 2025
Update Patch Notes Mobile Legends Versi 1.9.84: Buff, Nerf, dan Penyesuaian Hero