Apa Itu Go-To-Market (GTM) Strategy?
Go-To-Market Strategy adalah rencana atau strategi yang disusun untuk meluncurkan produk atau layanan ke pasar dengan sukses. Bayangkan kamu punya produk baru—GTM adalah langkah-langkah terstruktur untuk memastikan produk tersebut sampai ke tangan orang yang tepat, dengan pesan yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Contohnya, perusahaan besar seperti Apple nggak asal luncurin produknya. Mereka buat rencana peluncuran yang sangat matang: dari membangun rasa penasaran lewat bocoran info (leak), sampai pengumuman besar-besaran. Semua itu bagian dari strategi GTM mereka.
Kenapa Perlu Punya GTM Strategy?
Tujuan utamanya adalah membantu produk baru masuk ke pasar dengan lancar dan sukses. GTM membuat kamu lebih siap dalam:
Menentukan siapa target pembelinya,
Menjelaskan kenapa produkmu berguna,
Mengetahui cara mempromosikannya,
Menghindari kesalahan besar saat peluncuran.
Dengan strategi ini, kamu nggak asal lempar produk ke pasar, tapi tahu persis apa yang harus dilakukan supaya produkmu diterima dengan baik.
Kapan Kamu Butuh GTM Strategy?
Ada 3 situasi utama:
Saat meluncurkan produk baru di pasar yang sudah kamu kuasai.
Misalnya kamu sudah punya pelanggan tetap, tapi mau kasih produk baru. Kamu butuh strategi untuk bikin produk itu menonjol dan menarik.
Saat masuk ke pasar baru dengan produk lama.
Misalnya produk kamu sukses di Indonesia, lalu mau coba ke Malaysia. Kamu harus bikin strategi baru karena audiens dan persaingannya beda.
Saat uji coba produk baru.
Kamu ingin tahu apakah produk ini cocok untuk pasar. Contohnya Figma waktu uji coba fitur baru untuk developer, mereka kumpulin feedback dulu untuk menyempurnakannya.
Apa Manfaat GTM Strategy?
Lebih cepat masuk ke pasar.
Karena kamu sudah tahu langkah-langkahnya, nggak banyak waktu terbuang.
Hemat biaya.
Kamu fokus promosi di tempat yang benar, jadi nggak boros.
Dapat calon pembeli yang lebih tepat.
Strategi GTM membantumu memahami siapa calon pembeli ideal, jadi lebih mudah dapetin mereka.
Punya keunggulan dibanding pesaing.
Kamu tahu cara membedakan produkmu dari yang lain.
Pengembangan produk jadi lebih baik.
Karena kamu terus dapat feedback dari pengguna dan bisa memperbaiki produk ke depannya.
GTM Strategy vs Marketing Strategy
GTM Strategy: fokus jangka pendek, dipakai saat peluncuran produk baru. Fokus ke bagaimana cara masuk ke pasar.
Marketing Strategy: rencana jangka panjang untuk semua aktivitas pemasaran. Ini mencakup bagaimana membangun merek, menjangkau konsumen terus-menerus.
Singkatnya: GTM itu kayak rencana serangan awal, sementara marketing strategy adalah pertahanan dan perkembangan jangka panjang.
Cara Membuat Go-To-Market Strategy
Berikut 5 langkah mudah yang bisa kamu ikuti:
1. Tentukan Target Pasar
Kamu harus tahu siapa yang paling butuh produkmu. Gunakan dua pendekatan:
Ideal Customer Profile (ICP): data tentang siapa mereka, misalnya usia, pekerjaan, masalah yang mereka hadapi, dan tujuan mereka.
User Persona: gambaran lebih personal seperti kebiasaan, gaya hidup, dan kebutuhan emosional mereka.
Tips: Coba cari tahu lebih dalam tentang mereka. Misalnya: mereka sering buka komunitas online apa? Suka dengerin podcast apa? Hal-hal kecil ini bisa bantu kamu menyusun pesan promosi yang lebih nyambung.
Buat Value Proposition
Ini adalah pernyataan singkat tentang kenapa produkmu penting dan berbeda dari yang lain.
Contoh:
Grammarly bilang mereka bisa bantu semua jenis tulisan, dari email sampai tesis. Mereka juga bikin orang merasa lebih percaya diri saat menulis.
Kamu juga harus fokus pada hasil, bukan fitur. Orang beli karena solusi dan manfaat yang mereka dapatkan, bukan karena daftar fitur teknis.
Tips: Gunakan empathy map buat lebih memahami perasaan, kebutuhan, dan masalah calon pembelimu.
3. Riset dan Buat Pesan Promosi
Kamu perlu tahu:
Apakah produkmu memang dibutuhkan?
Apa kekurangan di pasar yang bisa kamu isi?
Siapa saja pesaingmu dan apa kelebihan mereka?
Setelah itu, buat pesan promosi (messaging) yang menjelaskan dengan jelas:
Masalah apa yang kamu pecahkan,
Kenapa produkmu solusinya.
Tips: Analisis pesaing juga penting. Lihat bagaimana mereka promosikan produk mereka dan cari celah buat tampil beda.
4. Buat Rencana Pemasaran dan Penjualan
Ini bagian terpenting dari GTM. Kamu perlu rencana untuk:
Distribusi: produkmu dijual lewat mana? Website, toko fisik, media sosial, dll.
Pemasaran: bagaimana cara menarik perhatian calon pembeli? Bisa lewat media sosial, blog, email, atau video.
Penjualan: bagaimana calon pembeli berubah jadi pelanggan? Misalnya dengan demo produk atau penawaran khusus.
Harga: tetapkan harga yang sesuai dengan nilai produk dan kemampuan beli target pasar. Bisa juga pakai model freemium (gratis → bayar untuk fitur premium).
Contoh sukses:
Dollar Shave Club bikin video lucu dan menarik, lalu promosiin di media sosial. Mereka tawarkan solusi simpel dan murah buat masalah umum (harga pisau cukur mahal).
Tips: Jangan takut untuk terus coba-coba dan perbaiki strategi promosi seiring waktu.
5. Tetapkan Tujuan dan Ukur Keberhasilan
Bikin target yang jelas dan bisa diukur, seperti:
Berapa banyak orang yang daftar?
Berapa yang akhirnya beli?
Berapa biaya yang dihabiskan untuk dapetin 1 pelanggan (CAC)?
Seberapa sering mereka pakai produkmu?
Tips: Mulai dari target kecil dulu biar nggak kewalahan. Fokus ke pertumbuhan bertahap tapi konsisten.
Contoh GTM Strategy Sukses
1. Headspace
Headspace bikin aplikasi meditasi yang ditujukan untuk banyak kalangan: dari orang sibuk sampai yang belum pernah coba meditasi.
Mereka:
Kerjasama dengan merek besar seperti Nike & Netflix,
Kasih akses gratis dulu lewat model langganan freemium,
Fokus pada konten edukatif biar orang makin sadar pentingnya kesehatan mental.
2. Airbnb
Airbnb harus menarik dua pihak: pemilik rumah dan pelancong.
Strateginya:
Untuk pemilik rumah: dijanjikan bisa dapat penghasilan tambahan.
Untuk pelancong: tawarkan pengalaman unik seperti “tinggal seperti orang lokal.”
Sekarang, mereka bahkan menawarkan pengalaman spesial (seperti tidur di rumah dari film Up atau konser privat).
Tips Penutup
Kalau kamu mau meluncurkan produk baru, jangan asal jalan. Buat rencana matang seperti GTM strategy ini. Figma menyarankan pakai template FigJam supaya tim bisa kolaborasi, kasih masukan, dan ngelacak hasilnya.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map
128. Belajar Figma. #128 Use Case
129. Belajar Figma. #129 Strategic Planning
130. Belajar Figma. #130 Rencana Strategis
131. Belajar Figma. #131 Strategy Map
132. Belajar Figma. #132 Proses Manajemen Strategis
133. Belajar Figma. #133 Strategic vs. Tactical Planning
134. Belajar Figma. #134 Agile vs Waterfall Methodologies
135. Belajar Figma. #135 Eisenhower Matrix
136. Belajar Figma. #136 Kanban Board
137. Belajar Figma. #137 Project Proposal
138. Belajar Figma. #138 SWOT Analysis
139. Belajar Figma. #139 Decision Matrix
140. Belajar Figma. #140 Gantt Chart
141. Belajar Figma. #141 Project Charter?
142. Belajar Figma. #142 User Journey Map
143. Belajar Figma. #143 Organizational Chart
144. Belajar Figma. #144 Service Blueprint
145. Belajar Figma. #145 Stakeholder Analysis
146. Belajar Figma. #146 Product Requirements Document (PRD)
147. Belajar Figma. #147 SMART Goals
148. Belajar Figma. #148 Objectives and Key Results OKR
149. Belajar Figma. #149 Competitive Analysis
150. Belajar Figma. #150 Matrix Organization
151. Belajar Figma. #151 RACI Matrix
152. Belajar Figma. #152 Critical Path Method
153. Belajar Figma. #153 Action Plan
154. Belajar Figma. #154 8 Langkah Perubahan ala Kotter
155. Belajar Figma. #155 Go-To-Market (GTM) Strategy
156. Belajar Figma. #156 Pitch Deck
157. Belajar Figma. #157 Vision Statement