Install Web App

Belajar Figma #98 Organizational Chart

profil-penulis

Pra Esty Latifa Qolbi

21 Mei 2025

Apa itu Organizational Chart?

Organizational chart (atau bagan organisasi) adalah gambar yang menunjukkan struktur perusahaan—siapa memimpin siapa, dan bagaimana tim atau bagian saling terhubung. Ini membantu setiap orang tahu tanggung jawab mereka dan siapa yang harus mereka hubungi dalam bekerja.

Empat jenis dasar struktur organisasi:

  1. Centralized: Semua keputusan penting dibuat oleh pimpinan pusat.

  2. Decentralized: Manajer menengah punya wewenang lebih untuk mengambil keputusan.

  3. Flat: Sedikit tingkat jabatan, jadi karyawan lebih dekat dengan pimpinan.

  4. Vertical: Ada banyak lapisan jabatan dari atas ke bawah (CEO → manajer → staf).

10 Jenis Organizational Chart

1. Hierarchical Structure

Cocok untuk: Perusahaan besar dan instansi pemerintah.
Ciri-ciri: Struktur berjenjang dari atas ke bawah (CEO → Manajer → Karyawan).
Kelebihan:

  • Jelas siapa atasan dan bawahan.

  • Jalur karier lebih jelas.

  • Peran dan tugas lebih terstruktur.
    Kekurangan:

  • Kolaborasi antar tim bisa terhambat.

  • Inovasi bisa melambat.

  • Komunikasi antar bagian bisa kurang lancar.

2. Matrix Structure

Cocok untuk: Tim lintas fungsi yang kerja di beberapa proyek.
Ciri-ciri: Karyawan bisa punya dua atasan—dari departemen dan dari proyek.
Kelebihan:

  • Tim lintas bagian bisa bekerja sama.

  • Sumber daya lebih efisien.

  • Pandangan dan keputusan lebih beragam.
    Kekurangan:

  • Bisa bingung karena banyak perubahan.

  • Tidak jelas siapa yang benar-benar memimpin.

  • Risiko konflik prioritas antar pimpinan.

3. Flat Structure

Cocok untuk: Startup atau perusahaan kecil.
Ciri-ciri: Sedikit tingkat jabatan, pimpinan langsung berinteraksi dengan karyawan.
Kelebihan:

  • Info cepat sampai ke semua orang.

  • Keputusan bisa dibuat lebih cepat.

  • Tim punya kebebasan tinggi.
    Kekurangan:

  • Sulit naik jabatan karena tidak banyak level.

  • Kadang peran tidak jelas.

  • Tanggung jawab bisa kabur.

4. Divisional Structure

Cocok untuk: Perusahaan besar dengan banyak produk atau wilayah operasi.
Ciri-ciri: Dibagi berdasarkan produk, wilayah, atau tipe pelanggan.
Kelebihan:

  • Tim lebih fokus dan termotivasi.

  • Bisa cepat menyesuaikan diri dengan pasar.

  • Tiap divisi bisa mandiri.
    Kekurangan:

  • Bisa boros karena sumber daya ganda.

  • Komunikasi antar divisi bisa terhambat.

  • Bisa ada konflik antar divisi.

5. Functional Structure

Cocok untuk: Industri spesialis seperti kesehatan, teknik, atau pendidikan.
Ciri-ciri: Dibagi berdasarkan keahlian, seperti divisi pemasaran, keuangan, dll.
Kelebihan:

  • Peran dan tanggung jawab jelas.

  • Kualitas kerja tinggi karena fokus sesuai keahlian.

  • Mudah berkembang dengan tambah divisi baru.
    Kekurangan:

  • Tiap divisi bisa kerja sendiri-sendiri.

  • Kurang komunikasi antar divisi.

6. Team-Based Structure

Cocok untuk: Industri yang butuh cepat beradaptasi, seperti teknologi.
Ciri-ciri: Tim bekerja mandiri dan bisa berubah sesuai kebutuhan proyek.
Kelebihan:

  • Tim bebas mengambil keputusan sendiri.

  • Komunikasi lebih lancar.

  • Fleksibel terhadap perubahan.
    Kekurangan:

  • Jalur karier tidak terlalu jelas.

  • Kurang motivasi tanpa pemimpin yang jelas.

  • Efisiensi bisa menurun karena tidak terpusat.

7. Process-Based Structure

Cocok untuk: Industri yang fokus pada efisiensi, seperti manufaktur.
Ciri-ciri: Tim dibentuk berdasarkan proses kerja, dari awal sampai akhir.
Kelebihan:

  • Kerja lebih efisien.

  • Tim saling dukung antar proses.

  • Alur kerja jadi lebih jelas.
    Kekurangan:

  • Butuh waktu, biaya, dan pelatihan lebih.

  • Komunikasi bisa terhambat jika proses terlalu kaku.

8. Network Structure

Cocok untuk: Perusahaan yang sering kerja sama atau outsourcing, seperti media dan konsultan.
Ciri-ciri: Tampilkan hubungan antara tim internal dan mitra luar.
Kelebihan:

  • Meningkatkan kolaborasi.

  • Proses kerja antar pihak lebih jelas.

  • Fleksibel menghadapi perubahan pasar.
    Kekurangan:

  • Struktur rumit dan bisa membingungkan.

  • Risiko bocornya informasi ke pihak luar.

  • Sulit tahu siapa yang memimpin.

9. Circular Structure

Cocok untuk: Perusahaan kreatif seperti agensi desain atau startup.
Ciri-ciri: Pimpinan di tengah, tim di sekeliling, simbol bahwa semua setara dan terhubung.
Kelebihan:

  • Mudah komunikasi antar semua pihak.

  • Kolaborasi tinggi.

  • Informasi cepat menyebar.
    Kekurangan:

  • Keputusan bisa lambat karena banyak yang terlibat.

  • Siapa melapor ke siapa kadang tidak jelas.

  • Butuh usaha ekstra untuk menjaga semua terhubung.

10. Line Structure

Cocok untuk: Bisnis kecil seperti toko atau pabrik kecil.
Ciri-ciri: Jalur komando langsung dari atasan ke bawahan.
Kelebihan:

  • Mudah dikelola dan cepat ambil keputusan.

  • Struktur sederhana dan stabil.
    Kekurangan:

  • Terlalu banyak kekuasaan di atas.

  • Sulit berubah atau berinovasi.

  • Bisa timbul pilih kasih.

Visualisasi Struktur Organisasi dengan FigJam

FigJam adalah papan kerja digital dari Figma yang bisa digunakan bersama tim untuk membuat bagan organisasi dengan mudah.

Kelebihan FigJam:

  • Hemat waktu dengan simbol dan template siap pakai.

  • Bisa dibagikan dan dikomentari langsung oleh tim.

  • Kolaborasi real-time dan catatan langsung di papan.

Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :


1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma

2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali

3. Belajar Figma #03 Shape pada figma

4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma

5. Belajar Figma #05 Boolean Groups

6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma

7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma

8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma

9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma

10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma

11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop

12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma

13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma

14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital

15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif

16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain

17. Belajar Figma #17 Content Research & Design

18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain

19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain

20. Belajar Figma #20 Design Brief

21. Belajar Figma #21 Storyboard UX

22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX

23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain

24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain

25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain

26. Belajar Figma #26 Typography

27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy

28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI

29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah

30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)

31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping

32. Belajar Figma #32 Product Design

33. Belajar Figma #33 UI Design

34. Belajar Figma #34 UX Strategy

35. Belajar Figma #35 UX Research

36. Belajar Figma #36 UX Design

37. Belajar Figma #37 Wirefreaming

38. Belajar Figma #38 Style Guide

39. Belajar Figma #39 Design Thinking

40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?

41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)

42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking

43. Belajar Figma #43 Web Design

44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)

45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt

46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)

47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?

48. Belajar Figma #48 Graphic Design

49. Belajar Figma #49 Design Ethics

50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design

51. Belajar Figma #51 Design Research

52. Belajar Figma #52 Content Design

53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada

54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)

55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?

56. Belajar Figma #56 Warna primer

57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder

58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors

59. Belajar Figma #59 Estetika Desain

60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik

61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer

62. Belajar Figma #62 Warna Triadik

63. Belajar Figma #63 Color Palette

64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1

65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2

66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website

67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website

68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law

69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis

70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna

71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain

72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain

73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain

74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik

75. Belajar Figma #75 Website Portofolio

76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana

77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf

78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)

79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda

80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo

81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube

82. Belajar Figma #82 Workshop Online

83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map

84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective

85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram

86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone

87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma

88. Belajar Figma #88 Diagram UML

89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)

90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran

91. Belajar Figma #91 Context Diagram

92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram

93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram

94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya

95. Belajar Figma #95 Network Diagram

96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart

97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)

98. Belajar Figma #98 Organizational Chart

99. Belajar Figma #99 Mind Map

100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap

101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram

102. Belajar Figma. #102 Process Map

103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)

104. Belajar Figma. #104 Concept Map

105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys

106. Belajar Figma. #106 Problem statement

107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya

108. Belajar Figma. #108 Brainstorming

109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram

110. Belajar Figma. #110 User flow

111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain

112. Belajar Figma. #112 Vision Statement

113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting

114. Belajar Figma. #114 Project Status Report

115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning

116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat

117. Belajar Figma. #117 Icebreaker

118. Belajar Figma. #118 Sprint Review

119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting

120. Belajar Figma. #120 Team Charter

121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing

122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building

123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart

124. Belajar Figma. #124 User Persona

125. Belajar Figma. #125 Mood Board

126. Belajar Figma. #126 Skala Likert

127. Belajar Figma. #127 Empathy Map

128. Belajar Figma. #128 Use Case

129. Membuat Konektor di Figjam

Masuk Terlebih dahulu untuk berkomentar

Paling baru
Lihat Lainnya