Apa itu Organizational Chart?
Organizational chart (atau bagan organisasi) adalah gambar yang menunjukkan struktur perusahaan—siapa memimpin siapa, dan bagaimana tim atau bagian saling terhubung. Ini membantu setiap orang tahu tanggung jawab mereka dan siapa yang harus mereka hubungi dalam bekerja.
Empat jenis dasar struktur organisasi:
Centralized: Semua keputusan penting dibuat oleh pimpinan pusat.
Decentralized: Manajer menengah punya wewenang lebih untuk mengambil keputusan.
Flat: Sedikit tingkat jabatan, jadi karyawan lebih dekat dengan pimpinan.
Vertical: Ada banyak lapisan jabatan dari atas ke bawah (CEO → manajer → staf).
10 Jenis Organizational Chart
1. Hierarchical Structure
Cocok untuk: Perusahaan besar dan instansi pemerintah.
Ciri-ciri: Struktur berjenjang dari atas ke bawah (CEO → Manajer → Karyawan).
Kelebihan:
Jelas siapa atasan dan bawahan.
Jalur karier lebih jelas.
Peran dan tugas lebih terstruktur.
Kekurangan:
Kolaborasi antar tim bisa terhambat.
Inovasi bisa melambat.
Komunikasi antar bagian bisa kurang lancar.
2. Matrix Structure
Cocok untuk: Tim lintas fungsi yang kerja di beberapa proyek.
Ciri-ciri: Karyawan bisa punya dua atasan—dari departemen dan dari proyek.
Kelebihan:
Tim lintas bagian bisa bekerja sama.
Sumber daya lebih efisien.
Pandangan dan keputusan lebih beragam.
Kekurangan:
Bisa bingung karena banyak perubahan.
Tidak jelas siapa yang benar-benar memimpin.
Risiko konflik prioritas antar pimpinan.
3. Flat Structure
Cocok untuk: Startup atau perusahaan kecil.
Ciri-ciri: Sedikit tingkat jabatan, pimpinan langsung berinteraksi dengan karyawan.
Kelebihan:
Info cepat sampai ke semua orang.
Keputusan bisa dibuat lebih cepat.
Tim punya kebebasan tinggi.
Kekurangan:
Sulit naik jabatan karena tidak banyak level.
Kadang peran tidak jelas.
Tanggung jawab bisa kabur.
4. Divisional Structure
Cocok untuk: Perusahaan besar dengan banyak produk atau wilayah operasi.
Ciri-ciri: Dibagi berdasarkan produk, wilayah, atau tipe pelanggan.
Kelebihan:
Tim lebih fokus dan termotivasi.
Bisa cepat menyesuaikan diri dengan pasar.
Tiap divisi bisa mandiri.
Kekurangan:
Bisa boros karena sumber daya ganda.
Komunikasi antar divisi bisa terhambat.
Bisa ada konflik antar divisi.
5. Functional Structure
Cocok untuk: Industri spesialis seperti kesehatan, teknik, atau pendidikan.
Ciri-ciri: Dibagi berdasarkan keahlian, seperti divisi pemasaran, keuangan, dll.
Kelebihan:
Peran dan tanggung jawab jelas.
Kualitas kerja tinggi karena fokus sesuai keahlian.
Mudah berkembang dengan tambah divisi baru.
Kekurangan:
Tiap divisi bisa kerja sendiri-sendiri.
Kurang komunikasi antar divisi.
6. Team-Based Structure
Cocok untuk: Industri yang butuh cepat beradaptasi, seperti teknologi.
Ciri-ciri: Tim bekerja mandiri dan bisa berubah sesuai kebutuhan proyek.
Kelebihan:
Tim bebas mengambil keputusan sendiri.
Komunikasi lebih lancar.
Fleksibel terhadap perubahan.
Kekurangan:
Jalur karier tidak terlalu jelas.
Kurang motivasi tanpa pemimpin yang jelas.
Efisiensi bisa menurun karena tidak terpusat.
7. Process-Based Structure
Cocok untuk: Industri yang fokus pada efisiensi, seperti manufaktur.
Ciri-ciri: Tim dibentuk berdasarkan proses kerja, dari awal sampai akhir.
Kelebihan:
Kerja lebih efisien.
Tim saling dukung antar proses.
Alur kerja jadi lebih jelas.
Kekurangan:
Butuh waktu, biaya, dan pelatihan lebih.
Komunikasi bisa terhambat jika proses terlalu kaku.
8. Network Structure
Cocok untuk: Perusahaan yang sering kerja sama atau outsourcing, seperti media dan konsultan.
Ciri-ciri: Tampilkan hubungan antara tim internal dan mitra luar.
Kelebihan:
Meningkatkan kolaborasi.
Proses kerja antar pihak lebih jelas.
Fleksibel menghadapi perubahan pasar.
Kekurangan:
Struktur rumit dan bisa membingungkan.
Risiko bocornya informasi ke pihak luar.
Sulit tahu siapa yang memimpin.
9. Circular Structure
Cocok untuk: Perusahaan kreatif seperti agensi desain atau startup.
Ciri-ciri: Pimpinan di tengah, tim di sekeliling, simbol bahwa semua setara dan terhubung.
Kelebihan:
Mudah komunikasi antar semua pihak.
Kolaborasi tinggi.
Informasi cepat menyebar.
Kekurangan:
Keputusan bisa lambat karena banyak yang terlibat.
Siapa melapor ke siapa kadang tidak jelas.
Butuh usaha ekstra untuk menjaga semua terhubung.
10. Line Structure
Cocok untuk: Bisnis kecil seperti toko atau pabrik kecil.
Ciri-ciri: Jalur komando langsung dari atasan ke bawahan.
Kelebihan:
Mudah dikelola dan cepat ambil keputusan.
Struktur sederhana dan stabil.
Kekurangan:
Terlalu banyak kekuasaan di atas.
Sulit berubah atau berinovasi.
Bisa timbul pilih kasih.
Visualisasi Struktur Organisasi dengan FigJam
FigJam adalah papan kerja digital dari Figma yang bisa digunakan bersama tim untuk membuat bagan organisasi dengan mudah.
Kelebihan FigJam:
Hemat waktu dengan simbol dan template siap pakai.
Bisa dibagikan dan dikomentari langsung oleh tim.
Kolaborasi real-time dan catatan langsung di papan.
Artikel Lainnya Dengan Kategori Terkait :
1. Belajar Figma #01 Pengenalan figma
2. Belajar Figma #02 Membuat Projek Pertama kali
3. Belajar Figma #03 Shape pada figma
4. Belajar Figma #04 Layer Pada Figma
5. Belajar Figma #05 Boolean Groups
6. Belajar Figma #06 Pengenalan Figma
7. Belajar Figma #07 Merancang Layar Awal Aplikasi di Figma
8. Belajar Figma #08 Desain Logo dan Ikon Pertamamu di Figma
9. Belajar Figma #09 Desain Halaman Galeri & Postingan Foto di Figma
10. Belajar Figma #10 Membuat dan Menguji Prototipe Interaktif di Figma
11. Belajar Figma #11 Penerapan Constraints dalam Desain Tablet & Desktop
12. Belajar Figma #12 Tips & Trik Figma
13. Belajar Figma #13 Mulai Desain Bareng Figma
14. Belajar Figma #14 Etika dalam Desain Digital
15. Belajar Figma #15 Desain yang Aksesibel dan Inklusif
16. Belajar Figma #16 Dasar Design Research dalam Proses Desain
17. Belajar Figma #17 Content Research & Design
18. Belajar Figma #18 Storytelling dalam Desain
19. Belajar Figma #19 Mengurangi Kerumitan Desain
20. Belajar Figma #20 Design Brief
21. Belajar Figma #21 Storyboard UX
22. Belajar Figma #22 Perbedaan antara UI dan UX
23. Belajar Figma #23 Kesederhanaan dalam Desain
24. Belajar Figma #24 Konsistensi dalam Desain
25. Belajar Figma #25 Constraints dalam Desain
26. Belajar Figma #26 Typography
27. Belajar Figma #27 Visual Hierarchy
28. Belajar Figma #28 Prinsip Dasar Desain UI
29. Belajar Figma #29 Cara Membuat Desain Aplikasi dalam 5 Langkah
30. Belajar Figma #30 Minimum Viable Product (MVP)
31. Belajar Figma #31 Rapid Prototyping
32. Belajar Figma #32 Product Design
33. Belajar Figma #33 UI Design
34. Belajar Figma #34 UX Strategy
35. Belajar Figma #35 UX Research
36. Belajar Figma #36 UX Design
37. Belajar Figma #37 Wirefreaming
38. Belajar Figma #38 Style Guide
39. Belajar Figma #39 Design Thinking
40. Belajar Figma #40 Apa Itu Wireframe dan Mock-up?
41. Belajar Figma #41 Human-Computer Interaction (HCI)
42. Belajar Figma #42 Lateral Thinking
43. Belajar Figma #43 Web Design
44. Belajar Figma #44 Human-Centered Design (HCD)
45. Belajar Figma #45 Prinsip Gestalt
46. Belajar Figma #46 Teori Warna (Color Theory)
47. Belajar Figma #47 Apa itu RGB?
48. Belajar Figma #48 Graphic Design
49. Belajar Figma #49 Design Ethics
50. Belajar Figma #50 Inklusi dan Aksesibilitas dalam Design
51. Belajar Figma #51 Design Research
52. Belajar Figma #52 Content Design
53. Belajar Figma #53 Latihan Figma: Cara Menggunakan Desain Sistem yang Sudah Ada
54. Belajar Figma #54 Figma Exercise: Cara Mendesain Resume (CV)
55. Belajar Figma #55 Apa Itu CMYK?
56. Belajar Figma #56 Warna primer
57. Belajar Figma #57 Warna Sekunder
58. Belajar Figma #58 Split-Complementary Colors
59. Belajar Figma #59 Estetika Desain
60. Belajar Figma #60 Warna Monokromatik
61. Belajar Figma #61 Warna Komplementer
62. Belajar Figma #62 Warna Triadik
63. Belajar Figma #63 Color Palette
64. Belajar Figma #64 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 1
65. Belajar Figma #65 60 Kombinasi Warna untuk Menginspirasi Desainmu Part 2
66. Belajar Figma #66 Jenis-Jenis Font Website
67. Belajar Figma #67 Static vs Dynamic Website
68. Belajar Figma #68 Apa Itu Fitts'Law
69. Belajar Figma #69 13 Prinsip Desain Grafis
70. Belajar Figma #70 Simbolisme Warna
71. Belajar Figma #71 Mengenal 25 Warna Merah dalam Desain
72. Belajar Figma #72 Pengenalan Warna Hijau dalam Desain
73. Belajar Figma #73 25 Nuansa Warna Cokelat dalam Desain
74. Belajar Figma #74 Cara Memulai Presentasi: 15 Ide untuk Pembukaan yang Menarik
75. Belajar Figma #75 Website Portofolio
76. Belajar Figma #76 Cara Mendesain Logo dalam 5 Langkah Sederhana
77. Belajar Figma #77 Apa Itu Kerning dan Mengapa Penting dalam Desain Huruf
78. Belajar Figma #78 Golden Ratio (Rasio Emas)
79. Belajar Figma #79 33 font modern untuk meningkatkan desain Anda
80. Belajar Figma #80 35 Font Terbaik untuk Logo
81. Belajar Figma #81 25 Font Terbaik untuk Thumbnail YouTube
82. Belajar Figma #82 Workshop Online
83. Belajar Figma #83 Customer Journey Map
84. Belajar Figma #84 Sprint Retrospective
85. Belajar Figma #85 Swimlane Diagram
86. Belajar Figma #86 Diagram Fishbone
87. Belajar Figma #87 Cara Membuat Flowchart dengan Figma
88. Belajar Figma #88 Diagram UML
89. Belajar Figma #89 Information Architecture (IA)
90. Belajar Figma #90 Grafik Permintaan dan Penawaran
91. Belajar Figma #91 Context Diagram
92. Belajar Figma #92 Entity Relationship (ER) Diagram
93. Belajar Figma #93 Spaghetti Diagram
94. Belajar Figma #94 26 Simbol Flowchart dan Artinya
95. Belajar Figma #95 Network Diagram
96. Belajar Figma #96 17 Jenis Flowchart
97. Belajar Figma #97 5 Langkah Membuat Data Flow Diagram (DFD)
98. Belajar Figma #98 Organizational Chart
99. Belajar Figma #99 Mind Map
100. Belajar Figma. #100 Product Development Roadmap
101. Belajar Figma. #101 Lotus Diagram
102. Belajar Figma. #102 Process Map
103. Belajar Figma. #103 Value Stream Map (VSM)
104. Belajar Figma. #104 Concept Map
105. Belajar Figma. #105 Metode 5 Whys
106. Belajar Figma. #106 Problem statement
107. Belajar Figma. #107 23 Contoh Mind Map & Kegunaannya
108. Belajar Figma. #108 Brainstorming
109. Belajar Figma. #109 Affinity Diagram
110. Belajar Figma. #110 User flow
111. Belajar Figma. #111 60 Ide Presentasi Kreatif dan Tips Desain
112. Belajar Figma. #112 Vision Statement
113. Belajar Figma. #113 Stand-up Meeting
114. Belajar Figma. #114 Project Status Report
115. Belajar Figma. #115 Sprint Planning
116. Belajar Figma. #116 Catatan Rapat
117. Belajar Figma. #117 Icebreaker
118. Belajar Figma. #118 Sprint Review
119. Belajar Figma. #119 Kickoff Meeting
120. Belajar Figma. #120 Team Charter
121. Belajar Figma. #121 Apa itu Forming, Storming, Norming, dan Performing
122. Belajar Figma. #122 30 Ide Aktivitas Team-Building
123. Belajar Figma. #123 Alignment Chart
124. Belajar Figma. #124 User Persona
125. Belajar Figma. #125 Mood Board
126. Belajar Figma. #126 Skala Likert
127. Belajar Figma. #127 Empathy Map